Per Ardua Ad Astra

  • This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Tuesday, October 8, 2019

Augmentative and Alternative Communication (AAC)

Seorang perempuan sedang menunjuk sesuatu di layar kepada seorang anak.
Berdasar pada Evidence-Based Instructional Practices (EBIP), sebuah website yang fokus pada praktik instruksi pada anak dengan autisme dan disabilitas lain, pengertian AAC dikutip dari American Speech-Language-Hearing Association (ASHA) yaitu “all forms of communication (other than oral speech) that are used to express thoughts, needs, wants, and ideas. It enables the individual to communicate effectively in a variety of settings”. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa AAC merupakan bentuk komunikasi selain berbicara atau komunikasi lisan yang ditujukan untuk mengemukakan pikiran, kebutuhan, keinginan, dan ide-ide, yang memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi. Contohnya, seorang anak menarik baju ibunya dan menunjuk ke arah toko mainan dengan tujuan menyampaikan keinginannya si anak untuk pergi ke toko tersebut. Contoh lainnya adalah, si anak menggambar sesuatu dan menunjukkan ke ibunya untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkannya.
Hal yang dilakukan oleh si anak adalah contoh penggunaan gesture atau bahasa tubuh untuk berkomunikasi. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi AAC yang terbagi menjadi empat tujuan, yaitu:
  1. komunikasi untuk kebutuhan dan keinginan dasar, yang memungkinkan pengguna AAC mengatur perilaku pendengar seperti memberitahu atau menjelaskan kebutuhan
  2. komunikasi untuk transfer informasi, pengguna AAC dapat menyampaikan informasi melalui berbagi, menceritakan kembali, dan berdiskusi mengenai isu tertentu
  3. komunikasi untuk interaksi sosial, yang memungkinkan pengguna AAC untuk tetap terkoneksi atau terhubung dengan masyarakat seperti bercanda, simpati, dan menghibur orang lain
  4. komunikasi untuk tata krama kesopanan di masyarakat, pengguna AAC dapat menyesuaikan diri dengan komunikasi yang sopan sesuai nilai masyarakat setempat 

AAC digunakan oleh seseorang yang mengalami keterbatasan dalam komunikasi lisan dan berdampak negatif pada proses penyampaian pikiran, kebutuhan, keinginan, dan ide-ide secara efektif. Oleh karena itu, AAC menjadi perhatian penting mengingat bahwasannya setiap orang mempunyai hak untuk mengekspresikan pilihan pribadi atau perasaan, hak untuk mendapat pilihan atau alternatif, serta hak untuk mengakses informasi laiknya masyarakat umum. Sepadan dengan American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), asosiasi yang terdiri dari orang-orang yang berkecimpung di bidang pendengaran dan bahasa, deklarasi hak-hak untuk berkomunikasi untuk orang dengan disabilitas berat mencakup 15 poin yang diantaranya;
  1. hak untuk berinteraksi sosial, memelihara kedekatan sosial, dan membangun hubungan sosial
  2. hak untuk mengajukan barang, aksi, kegiatan, dan orang yang sesuai dengan keinginan
  3. hak untuk menolak pilihan yang tidak sesuai dengan keinginan
  4. hak untuk mengekspresikan pilihan pribadi dan perasaan
  5. hak untuk membuat pilihan dari alternatif tertentu
  6. hak untuk membuat komentar dan mengemukakan opini
  7. hak untuk meminta dan memberi informasi termasuk informasi mengenai perubahan kebiasaan dan lingkungan
  8. hak untuk diinformasikan mengenai orang dan kegiatan di lingkungan sekitar
  9. hak untuk mengakses dukungan dan intervensi yang dapat meningkatkan komunikasi
  10. hak untuk memiliki regulasi berkomunikasi yang diketahui meskipun hasilnya tidak dapat dicapai
  11. hak untuk mendapat akses ke AAC, Assistive Technology (AT) dan alat bantu lainnya
  12. hak untuk mengakses konteks, interaksi dan kesempatan di lingkungan yang mempromosikan partisipasi sebagai mitra komunikasi dengan orang termasuk teman sebaya
  13. hak untuk diperlakukan dan disapa dengan hormat dan santun
  14. hak untuk disapa secara langsung dan tidak melalui orang ketiga ketika berada di posisi hadir
  15. hak untuk mendapat komunikasi yang pantas secara bahasa, kultur, arti dan kejelasan.
Communication Bill of Rights
for Persons with Severe Disabilities
Secara sederhana, AAC bisa didefinisikan sebagai cara berkomunikasi secara efektif selain berkomunikasi lisan dan bisa dilakukan dengan alat bantu ataupun tidak. Selain memberikan keadilan untuk berkomunikasi, penggunaan AAC bagi orang yang mengalami keterbatasan dalam komunikasi lisan mempunyai dampak positif pada perkembangan bicara dan pengguna dapat mengembangkan kemampuan bicara dengan lebih cepat. 

Sumber:
American Speech-Language-Hearing Association. Retrieved from https://www.asha.org/uploadedFiles/NJC-Communication-Bill-Rights-Poster.pdf on Tuesday, October 8, 2019.
Evidence-Based Instructional Practices. Retrieved from http://ebip.vkcsites.org/augmentative-and-alternative-communication/ on Tuesday, October 8, 2019.
Sumber Gambar:

Monday, October 7, 2019

Apple Picking di Abbott Farms


Pohon Apel
Minggu, 6 Oktober, adalah kali pertama saya ikut kegiatan Apple Picking di Abbott Farms yang berlokasi di Baldwinsville, New York, yang diadakan dari kegiatan rekreasi Syracuse University (SU). Hal ini sudah menjadi kegiatan tahunan rutin oleh SU karena musim gugur (Fall) merupakan masa yang tepat untuk Apple Picking. Untuk mengikuti kegiatan ini, mahasiswa bisa registrasi online melalui Wellness Portal dan dikenakan biaya $6 atau sekitar Rp.85.000,00 yang termasuk biaya transportasi pergi-pulang, satu plastik apel, masuk ke corn maze dan animal farm, naik gerbong barang mengelilingi perkebunan, dan mencoba apple canon.

Satu gerobak apel.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah registrasi kegiatan adalah datang tepat waktu di College Place, tempat pemberhentian bis di Syracuse University, pada jam 12.20 siang. Di sana, ada beberapa bis sekolah berwarna kuning (School Bus). Untuk check in, volunteer dari mahasiswa SU akan meminta kita untuk menunjukkan Student Identity dan memastikan bahwa nama kita ada di list. Pada saat hari itu, cuaca agak mendung jadi setiap peserta dihimbau untuk membawa payung atau rain coat untuk jaga-jaga. Obat pribadi juga disarankan untuk dibawa. Untuk makan siang, peserta juga dihimbau membawa sendiri karena panitia tidak menyediakan makanan. Kemudian, bis akan balik ke SU jam 16.00 sore.


Pumpkins sudah dipanen sebagai persiapan Halloween. 

Hal-hal seperti inilah yang menjadi wawasan tambahan selain menjadi mahasiswa internasional di Amerika. Kegiatan non-akademik yang memberikan kesempatan untuk mengunjungi perkebunan di Amerika dan berinteraksi langsung dengan pengelola kebun menjadi pilihan alternatif di sela kesibukan tugas akademik. Selain itu, hal ini juga menambah pertemanan dengan mahasiswa lain.