Per Ardua Ad Astra

  • This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Sunday, July 23, 2017

Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Yogyakarta

Kantor Imigrasi Yogyakarta
Semakin berkembangnya zaman, semakin kompleks pula tuntutan ke depannya. Seperti halnya paspor, yang dulunya kurang dilirik kebermanfaatannya, sekarang pun menjadi salah satu dokumen yang perlu dimiliki, terutama bagi seseorang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri secara legal. Seperti pengalaman saya yang membuat paspor dengan tujuan sebagai identitas alternatif selain e-KTP dan persiapan kunjungan ke luar negeri di lain hari.

Pembuatan paspor cukup mudah tapi ribet bagi yang belum tau prosedurnya. Pengalaman saya dalam membuat paspor cukup gampang karena sebelumnya saya melakukan persiapan terlebih dahulu. Sebelum masuk ke uraian pengalaman secara detail, ada hal yang perlu dicatat bahwa kita memerlukan KTP asli, KK asli, Akta Kelahiran asli, Surat Rekomendasi atau SK Pengangkatan bagi pekerja, identitas pelajar bagi pelajar, dan materai 6000. Adapun uraian pengalaman saya bisa dijadikan tips buat para pembaca, yaitu sebagai berikut:

Identifikasi Lokasi
Pertama saya menentukan lokasi pembuatan paspor yang terdekat. Berhubung tempat kerja saya di Gunungkidul, saya langsung menentukan lokasi di Kantor Imigrasi Yogyakarta. Kemudian saya langsung mengunjungi website resminya, imigrasijogja.org, saya langsung baca alamat, persyaratan dan prosedurnya. Namun, hal tersebut kurang cukup informasi, sehingga saya mencoba browsing terkait pengalaman orang lain dalam membuat paspor di Kantor Imigrasi Yogyakarta. Setelah membaca beberapa pengalaman orang lain, saya mendapat informasi terkait lokasi pintu masuk, area parkir, kursi tunggu, dan pintu keluar. Pengalaman saya, saya datang dari arah Kota Jogja menuju ke timur melalui Jl Solo, lokasi kantor imigrasi berada di Jl Solo tersebut namun ada di sebelah selatan jalan, sehingga saya perlu putar balik. Putar balik yang bisa dilakukan yaitu pertigaan dekat pintu masuk bandara Adisutjipto, saya tidak langsung putar balik di pertigaan tersebut karena ada rambu-rambu “dilarang putar balik langsung”, jadi saya belok ke kanan menuju ke pintu masuk bandara, kemudian langsung putar balik menuju kantor imigrasi. Pintu masuknya berada di bagian timur, kemudian langsung parkir di basement untuk kendaraan roda dua, bagi yang menggunakan roda empat bisa parkir di halaman depan kantor. Sesampainya di parkiran, tidak ada petugas yang memberikan karcis, mungkin saya terlalu pagi datangnya sekitar jam 6 pagi. Dan langsung bergegas menuju ke kursi antrian.

Pengambilan Nomor Antrian
Pengambilan nomor antri dibuka jam 07.30 pagi, namun para pemohon sudah banyak yang antri sebelum jam tersebut. Pengalaman saya, setelah parkir, jam 6.15 pagi saya menuju ke kursi antrian yang disediakan oleh kantor imigrasi. Pada kursi tersebut tertera nomor urut, jadi siapa yang datang lebih awal dapat memilih nomer antrian lebih bebas. Setelah duduk di kursi antrian, saya pun harus menunggu sampai pengambilan nomor dibuka jam 07.30 pagi. Pada saat saya duduk di nomer antri yaitu nomer 78 dan mendapatkan nomer antri pendaftaran 56. Mengapa? Hal tersebut karena beberapa pemohon di depan saya (pembuat paspor) kurang lengkap dokumennya dan beberapa pemohon dibedakan antara yang membuat baru dan memperpanjang atau mengganti paspor. Jadi sebelum mendapatkan nomor antri, berkas asli akan dicek oleh petugas dan apabila memenuhi persyaratan maka akan diberi nomer antri sekaligus map dan formulir pendaftarannya. Bagi pembuat paspor baru akan mendapat antrian dengan huruf A, sedangkan bagi pemohon yang akan memperpanjang atau mengganti paspor mendapat nomor antrian dengan huruf B. Sabar ya, antrian cukup panjang.
Sembari menunggu panggilan nomor, saya mengisi formulir pendaftaran pembuatan paspor baru sebanyak dua rangkap. Contoh pengisiannya suda ada di meja, jadi segeralah menuju ke meja dan isikan sesuai dengan contohnya. Alat tulis dan lem juga sudah disediakan dengan gratis. Lem? Jadi para pemohon perlu membawa materai 6.000 untuk dibubuhkan di surat pernyataan. Jangan lupa foto kopi persyaratan. Foto kopi dokumen yang diperlukan yaitu satu rangkap dari masing-masing KK, KTP, dan Akta Kelahiran atau Ijasah, dan Surat Keterangan Pelajar/Mahasiswa dan bagi yang sudah kerja membuktikannya dengan SK Pengangkatan atau Surat Rekomendasi dari atasan. Kemudian formulir dan foto kopian dimasukkan ke map. Sembari menunggu nomer dipanggil, kita bisa memanfaatkan wifi gratis.

Validasi berkas
Setelah nomer dipanggil, langsung menuju loket yang ditentukan dan duduk dikursi yang disediakan, kemudian menyerahkan berkas yang ada di map dan menunjukkan berkas yang asli. Setelah itu, tunggulah untuk antri wawancara dan sesi foto. Jangan lupa untuk mengajak bicara ke petugasnya untuk mengurangi rasa bosan. Dalam sesi ini sekitar 5-10 menit.

Wawancara dan sesi foto
Inilah tahap yang ditunggu-tunggu setelah mengantri beberapa jam, pada sesi ini pemohon akan diwawancarai terkait tujuan pembuatan paspor dan identitas yang tertera di berkas. Setelah diwawancarai, pemohon akan difoto. Peran pemohon yang talk-active sangat diperlukan untuk mengurangi pertanyaan dari petugas. Pengalaman saya, saya mengajak petugas terkait pekerjaan saya, yaitu sebagai guru di SLB. Cukup menjadi poin plus, saya cerita panjang lebar mengenai suka dan duka di SLB, kemudian saya tanya balik mengenai pengalaman petugas tentang SLB, dan alhasil petugas pun cerita panjang lebar mengenai anaknya yang susah diatur. Sesi wawancara pun tak terasa diwawancarai namun sharing pengalaman. Setelah sesi ini selesai dengan waktu 10-15 menit, pemohon akan mendapatkan bukti (kertas) resi pembayaran.

Pembayaran
Pembayaran tidak bisa dibayarkan secara tunai di kantor imigrasi. Pemohon dapat membayar resi tersebut di bank. Pembayaran sebaiknya dilakukan pada hari tersebut, karena pencetakan paspor tergantung pada pembayaran yang dilakukan. Proses pencetakan untuk paspor baru membutuhkan waktu 5 hari kerja dan 3 hari kerja untuk penggantian paspor. Jadi bagi yang membutuhkan paspor sebaiknya jangan membuat mendadak karena antisipasi kalau berkasnya ditolak atau antrian yang panjang.

Sekian pengalaman saya mengenai pembuatan paspor di kantor imigrasi Yogyakarta. Semoga dapat menambah referensi para pembaca yang akan membuat paspor. Salam membaca!




Mural di SLB Puspa Melati, Gunungkidul

Siswa terlibat dalam kegiatan muraldi dinding SLB
Kesenian tidak bisa ditafsirkan hanya melalui satu pengertian saja, seperti halnya menggambar. Menggambar pun masih punya cabangnya, salah satunya yaitu mural. Mural adalah seni gambar yang dilukiskan atau diaplikasikan secara langsung pada dinding, langit-langit, atau permukaan permanen. Yang membedakan dari seni lainnya yaitu bahwa elemen-elemen arsitektural dari ruang gambar dapat menyatu secara harmonis, sehingga dalam pengerjaan mural membutuhkan konsentrasi dan ketelitian yang tinggi.
Kegiatan menghias nama siswa di GOR
Sabtu, 22 Juli 2017, beberapa penggiat mural dari Jogja bermaksud mengajak siswa-siswa SLB Puspa Melati untuk berlatih mural. Digawangi oleh mas Oka dan kawan-kawan yang berjumlah lima orang, para siswa melakukan pemanasan dengan menulis nama masing-masing dan menghiasnya dengan pensil warna. Siswa yang belum bisa menulis pun didampingi oleh guru-guru SLB Puspa Melati. Kreasi yang dibuat sesuai dengan kesukaan siswa, mulai dari blok satu warna, multi-warna, dan sampai yang hanya corat-coret dengan berbagai warna. Semuanya mendapat apresiasi atas karyanya masing-masing. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi mereka karena sebelumnya mereka belum pernah melibatkan siswa SLB dalam karyanya. Kemudian langsung ke acara inti yaitu mural. Dalam pengerjaan mural, tidak semua siswa terlibat, karena ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti keamanan dan bahaya cat semprot. Pada sesi ini, hanya beberapa siswa yang terlibat. Untuk mengurangi resiko bahaya cat semprot, para siswa menggunakan masker dan sarung tangan. Sedangkan keterlibatannya pun dibatasi pada tahap dasar saja, untuk proses penyelesaiannya dilakukan oleh mas Oka dan kawan-kawan. Proses pengerjaan mural membutuhkan waktu yang tidak sedikit, harus membuat pola dasar, kemudian membuat pola yang diinginkan dan pengecekan ulang. Siswa sangat antusias dalam kegiatan tersebut. Apalagi hal ini termasuk baru bagi siswa, sehingga siswa dengan semangat dengan keterlibatannya. Dengan sentuhan akhir dari mas Oka dan kawannya, hasil mural di dinding SLB Puspa Melati tampak berseni dan hidup.