Per Ardua Ad Astra

Friday, January 20, 2017

Pantai Watu Lumbung, Tepus, Gunungkidul


 Berbicara tentang pantai, Gunungkidul tidak kalah dengan potensi pariwisatanya di sepanjang pesisir selatan. Ibarat toko, gunungkidul merupakan toko yang pas buat destinasi pantai di provinsi D.I. Yogyakarta. Berbagai pilihan pantai bisa diakses dengan mudah menggunakan motor dan mobil, tetapi juga ada beberapa yang suit diakses. Banyak pantai-pantai yang mudah diakses, terkenal, dan sering dikunjungi pelancong lokal dan asing antara lain Pantai Indrayanti, Pantai Sadranan, Pantai Krakal, Pantai Siung, dan Pantai Wediombo. Namun juga ada sedikit pantai yang belum banyak dikunjungi dan tentunya masih bersih dari tangan jahat manusia, salah satunya yaitu Pantai Watu Lumbung. Pantai Watu Lumbung yang terletak di Kawasan Gunung Batur, Dusun Widoro, Desa Balong, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, merupakan salah satu pantai di sepanjang pesisir selatan yang baru dikembangkan menjadi destinasi wisata. Pemandangan yang unik berupa batuan yang terpisah dari bibir pantai menjadi ikon tersendiri bagi Pantai Watu Lumbung. Namun, akses yang ditawarkan menuju ke Pantai Watu Lumbung belum banyak diketahui oleh wisatawan. Hal tersebut karena posisinya yang tidak mudah, melewati dusun-dusun dengan akses jalan setapak yang hanya bisa dilewati satu mobil, dan saat mendekati ke Pantai Watu Lumbung aksesnya berupa jalan berbatu cadas yang memaksa pengguna mobil atau motor harus lebih berhati-hati. Oleh karena itu, meskipun terbilang masih baru untuk destinasi wisata pantai di Gunungkidul, Pantai Watu Lumbung menawarkan pesona unik tersendiri yang masih alami dan pastinya dengan sedikit usaha lebih untuk mengaksesnya. Untuk mendapatkan kepuasan pesona Pantai Watu Lumbung memang tidak mudah, banyak tantangan akses jalan, waktu, dan energy yang harus dipersiapkan. Pengalaman perdana saya dalam menuju ke tempat tersebut pada hari Rabu, 18 Januari 2017. Dari Kota Yogyakarta, saya mengambil arah ke Pantai Wediombo, dan memasuki Kecamatan Girisubo ada papan petunjuk ke arah Pantai Watu Lumbung. Jalan yang harus dilalui yaitu berupa jalan setapak cor semen dan jalan berbatu cadas yang permukaannya menanjak dan menurun. Arah jalannya sedikit membingungkan karena berada di tengah daerah pedesaan, namun jangan khawatir karena papan petunjuk tidak akan menyesatkan dan banyak warga desa yang bercocok tanam di sekitar jalan. Di tengah jalan, pos retribusi siap menghadang para wisatawan yang akan menarik biaya retribusi sebesar Rp. 5.000 per orang. Setelah itu, jalan menuju Pantai Watu Lumbung akan menjadi jalanan berbatu cadas yang memaksa pengguna motor harus menurunkan penumpangnya agar bebannya berkurang, sedangkan pengguna mobil harus melaju dengan pelan dan hati-hati. Estimasi perjalanan saya dari Kota Yogyakarta menuju Pantai Watu Lumbung yaitu sekitar 2 jam 30 menit dengan perjalanan sepeda motor yang melaju santai, sekitar 50 sampai 60 km/jam.  


 Sesampainya di Pantai Watu Lumbung akan disambut tukang parkir yang akan menarik biaya parkir sebesar Rp. 2.000 per motor dan juga disambut oleh mimbar yang bertuliskan Pantai Watu Lumbung. Mimbar tersebut berada di ujung tebing sehingga wisatawan dapat melihat secara luas bagian pantai dan sekelilingnya. Setelah puas melihat pemandangan di atas mimbar, saya menuju ke pesisir pantai Watu Lumbung dengan berjalan menurun melewati semak-semak, akan ada beberapa jalur yang bercabang menuju tepian yang berbeda. Saya pun mencoba jalur yang tengah yang menuju ke bibir pantai dekat ikon Watu Lumbung yang menjulang tinggi. Di sekitar bibir pantai tidak ada pasir putih, hanya batuan-batuan hitam kecoklatan. Di sekitar ikon tersebut juga digenangi air sehingga saya tidak bisa menyebrangnya. Saat musim penghujan pada bulan Januari, air pasang mempengaruhi volume air sehingga karang-karang di sekitar ikon Watu Lumbung yang biasanya untuk menyebrang tergenangi air dibarengi ombak yang sedikit ganas. Kemudian saya berbalik arah menuju ke jalur sebelah kiri yang mengantar kami ke tebing dengan pemandangan menuju ikon Watu Lumbung dan sekitar bibir pantainya. Tanpa mengulur waktu, saya langsung mengabadikan momen-momen unik yang jarang dan sulit untuk mengaksesnya.


Kawasan Pantai Watu Lumbung masih alami dan belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Hal tersebut terlihat dari kebersihan pantai dari tangan jahat manusia berupa sampah-sampah, kendaraan yang parkir juga tidak lebih dari lima motor dan tidak ada mobil yang parkir, dan fasilitas umum masih dalam proses pembangunan. Semoga dengan dijadikannya destinasi wisata baru di kawasan Gunungkidul, keindahan alam Pantai Watu Lumbung tetap bisa terjaga dari tangan-tangan jahat manusia yang beresiko merusak keindahan dan ekosistem di sekitar pantai.

0 comments:

Post a Comment