Per Ardua Ad Astra

Thursday, May 19, 2016

Pelatihan Pengembangan Kurikulum 2013 Bagi Guru SLB DIY Tahun 2016


Hari Kesatu
Kurikulum dan guru memegang peranan yang krusial dalam proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah, khususnya di sekolah yang menerima peserta didik berkebutuhan khusus (PSBK) yang notabene mempunyai gaya belajar yang unik dari peserta didik pada umumnya, seperti Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Sekolah Inklusif. Sehubungan hal tersebut, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY melalui Anggaran Daerah, mengadakan program “Pelatihan Pengembangan Kurikulum Bagi Guru SLB DIY Tahun 2016”. Hal ini tentunya mengharapkan bahwa guru sebagai pelaku pembelajaran dan pendidikan di sekolah dapat memahami dan menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan PSBK-nya.
Pada hari ini, Jumat, 19 Mei 2016, tepatnya mulai pukul 15.00 s/d 22.00 WIB di Hotel Cakra Kembang yang beralamat di Jl. Kaliurang Km 5.5 Sleman, Yogyakarta, telah terlaksana kegiatan di hari pertama dari serangkaian program yang dijadwalkan dan terhitung hari ini, yaitu tanggal 19-23 Mei 2016. Di hari pertama, terdapat serangkaian agenda yang terdiri dari pembukaan, materi umum tentang kebijakan Pemerintah tentang kurikulum pendidikan khusus, materi perubahan mindset atau dasar filosofis kurikulum 2013, dan adaptasi kurikulum.
Pembukaan, merupakan acara sakral dari setiap kegiatan resmi yang wajib dilaksanakan. Pada pembukaan kali ini yaitu berisi kata pengantar pembukaan oleh MC, menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh salah satu peserta, Mrs. Y (lupa nama), doa oleh salah satu peserta, Rubijo, S.Pd, laporan dari ketua panitia, Suharyanto, S.Pd., sambutan dari Kepala Dinas yang diwakilkan oleh Pak Pengawas, Mr. X (lupa nama). Kemudian acara dilanjutkan dengan materi Kebijakan Pemerintah tentang Kurikulum Pendidikan Khusus yang disampaikan oleh walinya.
Materi Perubahan Mindset atau Dasar Filosofis Kurikulum 2013 yang disampaikan oleh Dr. Mumpuniarti, M.Pd., merupakan materi selanjutnya. Pada kesempatan kali ini, beliau menjelaskan dengan metode ceramah dan tanya jawab terkait pentingnya prinsip pokok, seperti 1) peningkatan iman dan taqwa, 2) peningkatan akhlak, 3) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat, serta 4) peningkatan potensi daerah atau lingkungan, yang harus dipegang oleh guru dalam memberikan pengajaran kepada peserta didiknya agar tidak mengalami kesulitan pada masa transisi dari kurikulum KTSP ke kurikulum 2013. Dan materi penutup pada hari ini yaitu Kurikulum Adaptif yang disampaikan oleh Sardiyana, S.Pd., M.A., beliau menjelaskan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan menarik aktif peserta untuk berpartisipasi dalam berpendapat, beliau menyampaikan model-model kurikulum yang dapat dilakukan oleh guru dengan berdasarkan kebutuhan dan hasil asesmen peserta didik, yang mencakup duplikasi, modifikasi, substitusi, dan omisi dalam aspek kurikulum (tujuan, isi, proses, dan evaluasi). Selain itu, ada hal menarik yang disampaikan oleh peserta mengenai Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) dan Surat Keterangan Keterampilan. Pada umumnya, STTB diberikan kepada PSBK yang tidak mampu mengikuti ujian nasional, sehingga hanya perlu mengikuti ujian sekolah sebagai prasyarat kelulusan, namun untuk PSBK tunagrahita kategori berat (mampu latih), mereka secara akademik tidak mampu menyelesaikan soal ujian sekolah layaknya siswa lain. Oleh karena itu, STTB bagi PSBK tunagrahita kategori berat (mampu latih) perlu diadaptasi sesuai dengan kondisi siswanya, yaitu bukan akademik sebagai acuan utama, tetapi kemandirian yang mampu dicapai siswa dapat dijadikan instrumen non-tes untuk mendeskripsikan kemampuan siswa tersebut yang nantinya akan dicantumkan sebagai hasil deskripsi pada STTB, bukan akademik. Kemudian bagi PSBK yang fokus pada keterampilan juga perlu mendapatkan Surat Keterangan Keahlian dari Sekolah, Dinas, dan/atau Perusahaan tertentu, tentunya SK tersebut tidak harus menuntut siswa dalam tahap terampil atau mahir, namun siswa yang hanya mempunyai kemampuan dalam tahap dasar juga perlu diberikan SK. Hal tersebut diharapkan agar bisa memberikan motivasi kepada kemampuan tiap siswa dan membantu siswa mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari sekolah.


 Hari Kedua
Memasuki hari kedua, 20 Mei 2015, dari pelatihan pengembangan kurikulum 2013, para peserta langsung mendapatkan materi mengenai asesmen yang disampaikan oleh Wahyana, M.A. Mengapa para peserta harus mempelajari asesmen? Berkaca dari pengertian asesmen yaitu serangkaian kegiatan sistematis untuk mengumpulkan informasi atau data yang relevan dan berkaitan dengan kebutuhan dalam perencanaan program secara individual. Asesmen sendiri beraneka ragam, mulai dari asesmen akademik, asesmen psikologis, asesmen psikomotor, asesmen bahasa, dan sebagainya. Dari hasil asesmen tersebut, nantinya akan dikumpulkan mengenai potensi, kelemahan, dan kekuatan dari individu, dari data atau informasi tersebut akan dijadikan acuan atau kemampuan awal dalam merencanakan sebuah program secara individual. Asesmen sangat diperlukan dalam pendidikan luar biasa untuk merencanakan program sesuai dengan karakteristik bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang berbeda satu sama lain.
Memasuki pada materi kedua yaitu dari Tim Katrin, yang mengisi tentang pemetaan kurikulum, dengan pembawaanya yang frontal dan berisi, beliau menyampaikannya dengan gaya apa adanya dan penuh dengan candaan. Beliau, yang pernah bekerja dengan WHO, bercerita pengalamannya mengenai pendekatan tematik yang sudah digagasnya sejak tahun 2006, namun Indonesia baru menerapkan pendekatan tersebut mulai pada tahun 2014 (Kurikulum 2013), beliau juga menyampaikan langkah-langkah untuk pemetaan yaitu dengan 1) mencermati KI-KD dari daftar tabel KI-KD, 2) mengaitkan KI-KD yang relevan sebagai tema dengan cara mencari kata kunci dengan padanan kata/sinonim/istilah yang mirip, apabila tidak ada dapat mengambil dari bagian dari KI-KD tersebut, contoh: Tema Diriku, padanan kata dari “diri” adalah “individu”, dan “diri” mempunyai bagian-bagian yang bisa dikembangkan sebagai indikator atau KD yaitu pancaindera, anggota badan, dan sebagainya, dan 3) .......
Dalam pembelajaran tematik, perlu ditekankan bahwa perpindahan dari muatan satu ke muatan lain seharusnya tidak begitu tampak, artinya harus ada suatu pengantar yang sesuai, dan temanya hendaknya bersifat fungsional, artinya dapat berfungsi dalam kehidupan peserta didik.

Hari Ketiga
Pada hari ini, Sabtu, 21 Mei 2016, sejumlah peserta - yang terdiri dari 78 orang sebagai perwakilan dari tiap-tiap SLB Negeri dan Swasta - terbagi kelompok menjadi dua. Kelompok satu adalah kelompok guru yang fokus pada pembelajaran siswa tunanetra, tunarungu, tunadaksa, dan tunalaras, kemudian kelompok dua adalah kelompok guru yang fokus pada pembelajaran siswa tunagrahita dan autis. Tujuan pembagian kelompok terseebut adalah untuk memudahkan pemantauan peserta dalam membuat pemetaan tema, jaringan tema, pemetaan indikator, silabus, dan RPP. Para peserta juga dituntut bisa membuat secara mandiri dan nantinya bisa ditransferkan ke guru lain di sekolahnya. Namun, karena kondisi yang tidak memungkinkan antara peserta yang bekerja sendiri-sendiri – yang sebelumnya diharapkan oleh tim pemateri akan bisa bekerja satu sama lain tanpa instruksi – akhirnya digabung kembali menjadi satu ruangan. Pada sesi kali ini, tiap peserta membuat satu dati tiap-tiap: pemetaan tema, jaringan tema, pemetaan indikator, program tahunan, dan program semester.

Hari Keempat
Hari keempat, merupakan hari terakhir dalam kegiatan pelatihan pengembangan kurikulum tahun 2016, yang seharusnya selesai pada tanggal 23 Mei 2016. Pada hari ini, semua peserta dituntut membuat silabus dan RPP, yang nantinya akan diaplikasikan pada proses KBM di kelas. Silabus dibuat berdasarkan jaringan tema yang terdiri dari enam pembelajaran. Pada pembelajaran satu sampai dengan lima merupakan kegiaran belajar mengajar, namun pada pembelajaran enam merupakan evaluasi. Sedangkan RPP dibuat dengan mengacu pada silabus, satu kunci dalam membuat indikator adalah dengan berdasar pada kata kerja operasional (KKO): pengetahuan, afektif, psikomotor, dan keterampilan. RPP dibuat untuk siswa, bagaimana peran siswa di kelas selama KBM berlangsung.
   
Sekian untuk hari pertama, semoga bermanfaat dan dapat diambil nilai positifnya. Terima Kasih.




0 comments:

Post a Comment