Diskusi Mengenai Penularan dan Pencegahan Infeksi TORCH pada Anak di DIY
Bersama Prof. Sunartini Hapsara, Ilmu Kesehatan Anak, FK-UGM. |
Sabtu, 30 April 2016, kehadiran Prof. Sunartini Hapsara, dosen senior sekaligus epitome dari Rumah Sakit Akademik UGM, memberikan suasana baru bagi pengurus dan relawan WKCP, khususnya mengenai penularan dan pencegahan infeksi TORCH. Diskusi yang berlangsung di Ruang Rapat DRPD, Jl. Timoho, Yogyakarta tersebut, dihadiri oleh 4 pengurus dan 20 relawan WKCP. Diskusi ini merupakan tindak lanjut yang berupa edukasi dari hasil pemeriksaan infeksi TORCH pada 120 responden di DIY, 14 responden diantaranya adalah relawan WKCP, tetapi hanya dikhususkan bagi jenis kelamin perempuan. Hasil dari penelitian tersebut pun cukup mencengangkan, yaitu sebagian besar sudah pernah terinfeksi TORCH, salah satunya CMV yang mendominasi hampir 100 responden terinfeksi CMV yang ditunjukkan dengan hasil IgM + dan IgG +/-, hasil IgM + (positif) yang berarti responden sedang terinfeksi dan hasil IgG + (positif) yang berarti responden sedang membentuk antibodi atau IgG - (negatif) yang berarti responden belum mempunyai antibodi, hal tersebut didiagnosis responden terinfeksi CMV dan perlu mendapatkan penanganan medis.
Mengapa penting pemeriksaan TORCH?
Kembali ke faktor terjadinya ABK yang terbagi menjadi beberapa yaitu pre-natal, peri-natal, post/pasca-natal, serta realita pemenuhan dan kebutuhan penanganan ABK yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, seperti untuk terapi, perawatan, alat bantu, gizi dan nutrisi. Hal tersebut yang menjadi logically causal factor mengapa tindakan preventif lebih ditekankan daripada tindakan kuratif, dengan sasaran calon Ibu sebelum hamil.
TORCH?
TORCH terdiri dari toxoplasma (parasit), rubella (virus), CMV (virus), HSV (virus), dan Sifilis (kuman/bakteri), adapun uraiannya sebagai berikut:
Toxoplasma, merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia, namun pada hewan khusunya kucing (pada ususnya) hanya sebagai tempat berkembangbiak parasit tersebut dan apabila manusia terinfeksi, seperti ibu yang sedang hamil muda (trimester pertama), dapat mengakibatkan janin cacat, penyakit bawaan, abortus, dan kematian. Toxoplasma terdiri dari tiga bentuk, ookista, kista, dan trofozoit. Pada ookista jika masuk ke tubuh manusia tidak beresiko besar, tetapi bentuk trofozoit yang masuk tubuh manusia akan aktif dan beresiko. Penularan ini terjadi secara dua arah yaitu penularan langsung dan penularan tidak langsung. Penularan langsung terjadi apabila feses, air, dan bulu kucing yang mengandung kista atau trofozoit masuk ke dalam tubuh manusia. Sedangkan penularan secara tidak langsung terjadi apabila feses kucing yang mengandung kista atau trofozoit menempel pada tumbuhan dan sayuran kemudian dikonsumsi langsung oleh manusia. Perlu diperhatikan bahwa, kontak langsung dengan hewan peliharaan perlu diperhatikan kebersihannya sebagai tindakan pencegahan infeksi toksoplasma. Terkait dengan hasil pemeriksaan toksoplasmosis, yaitu jika IgM + (positif), berapapun titernya, maka pasien harus mendapatkan penanganan medis, dan jika IgG + (postif), tetapi titernya rendah, maka tidak perlu mendapatkan penanganan medis, sebaliknya jika titer IgG tinggi maka perlu mendapatkan penanganan medis.
Rubella, dikenal juga dengan German Measles, yang dulunya hanya terjadi di daratan Eropa, merupakan virus yang menjangkit manusia dengan gejala bintik merah muda pada bagian tubuh, berbeda dengan campak atau cacar air dengan gejala bintik merah tua/kehitam-hitaman. Infeksi rubella pada anak atau orang dewasa tidak terlalu beresiko, namun pada Ibu yang sedang hamil akan berdampak pada perkembangan janinnya. Oleh karena, itu bagi Ibu hamil disarankan untuk tidak menjenguk pasien yang terkena rubella dan menjaga sanitasi dengan baik karena penularan virus ini melalui udara, cairan, dan kontak langsung.
CMV, kependekan dari Cytomegavirus, virus yang menular melalui cairan tubuh manusia, seperti air liur, darah, sperma, dan air susu ibu, dapat mengakibatkan abortus, janin cacat, prematur, BBLR, gangguan motorik, kulit kunimg, dan organ tubuh abnormal. Virus ini dapat bertahan sampai suhu -70 derajad celsius. CMV mempunyai periode dormant (tidur/tidak aktif), namun apabila daya tahan tubuh menurun maka virus ini akan menyerangnya.
HSV, singkatan dari Herpes Simplex Virus, merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. HSV terbagi menjadi dua yaitu HSV I dan HSV II. HSV I sering menyerang daerah oral yaitu mulut dan sekitarnya, sedangkan HSV II cenderung menyerang daerah gentital yaitu penis/vagina dan sekitarnya. Penularannya secara kontak langsung. Gejalanya bisa dilihat secara kasat mata, cek google gambar. Untuk ibu hamil pada trimester ketiga yang terinfeksi HSV II dapat dilakukan operasi sesar guna menghindari kontak langsung antara janin dengan virus tersebut, apabila janin terkena virus tersebut akan berdampak fatal, seperti penyebaran virus HSV II di seluruh tubuh, kebutaan, ketulian, dan sebagainya. HSV I pada Ibu hamil juga dapat berdampak pada janin yaitu menyebabkan radang otak.
Apakah ada obat bagi infeksi TORCH tersebut?
Sebagian infeksi TORCH dapat diobati, kecuali infeksi rubella yang tidak bisa diobati, namun dapat dicegah melalui vaksinasi, yaitu pemberian virus yang dilemahkan/dinonaktifkan, sehingga tubuh akan belajar membuat kekebalan, pemberian vaksin rubela dilakukan minimal 3 bulan sebelum kehamilan. Layaknya baterai, vaksin rubella juga perlu diisi ulang dengan jangka waktu 3-5 tahun.
Bagaimana infeksi TORCH pada saat kehamilan?
Apabila seorang Ibu sebelum hamil dan pada trimester pertama tidak terinfeksi TORCH, namun pada trimester kedua terinfeksi TORCH, maka tidak boleh dilakukan pemberian vaksin rubella dan pengobatan CMV, sedangkan untuk infeksi Toxoplasma, HSV, dan Sipilis bisa dilakukan pengobatan.
Terus, bagaimana pada Ibu hamil yang terinfeksi rubella dan CMV tersebut?
Yang bisa dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh pada Ibu hamil tersebut.
Bagaimana gejala dari infeksi toxoplasma dan CMV yang berbeda dengan gejala rubella, HSV, dan sifilis yang secara kasat mata dapat terlihat?
tidak ada gejala tertentu yang nampak pada seseorang yang terinfeksi toxoplasma dan CMV, namun apabila orang tersebut mengalami pusing, demam, flu, dan muntah secara tidak wajar dan berkepanjangan, maka disarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut, dimungkinkan adanya infeksi toxoplasma dan CMV tersebut.
Pencegahan terbagi menjadi tiga, yakni primer, sekunder, dan tersier. Primer dilakukan ketika belum terinfeksi TORCH, seperti sanitasi dan pola hidup sehat. Sekunder dilakukan ketika menemukan faktor infeksi TORCH, seperti pemeriksaan TORCH. Dan Tersier dilakukan ketika seseorang terindikasi infeksi TORCH namun belum berdampak pada janin, seperti hasil pemeriksaan positif dan melakukan pengobatan/vaksinasi untuk menekan TORCH tersebut.
FYI...
CMV dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia sampai ke titik yang rendah, yang merupakan virus no.2 setelah HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, secara logika, apabila seseorang yang terkena CMV dan daya tahan tubuh menurun drastis, maka berbagai penyakit dan luka dapat menjadi lebih extensive.
Menurut WHO (mengacu pada negara maju): usia 0 - 18 tahun termasuk golongan anak-anak, usia 19 - 65 tahun termasuk golongan muda, usia 66 - 80 tahun termasuk golongan dewasa, usia 81 - 99 tahun termasuk golongan tua, dan usia lebih dari 100 tahun termasuk golongan lanjut usia.
Infeksi CMV dan Toksoplasma pada seseorang tidak bisa dihilangkan, tetapi hanya bisa ditekan sampai ke tahap dormant (tidur/tidak aktif) dengan cara menjaga daya tahan atau kekebalan tubuh dengan baik.
Obat herbal tidak bisa membunuh virus tersebut, fungsi obat herbal adalah meningkatkan daya tahan tubuh dan memperpanjang masa dormant dari virus tersebut.
Ada rekomendasi bagi calon ayah dan ibu untuk cek pemeriksaan TORCH tentunya, dan vaksin TT untuk tetanus, vaksin rubella, vaksin hepatitis B, dan vaksin HPV untuk serviks. Kecuali vaksin rubella, vaksin tersebut dapat dilakukan sebelum/saat/sesudah hamil, tetapi sebaiknya dilakukan sebelum hamil sebagai tindakan preventif.
Semoga bermanfaat :))