Per Ardua Ad Astra

  • This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Saturday, November 28, 2015

Ragunanku di bulan November 2015

Mensyukuri atas ciptaan Tuhan yang beranekaragam..
Ragunan sebagai salah satu kebun binatang yang memberikan fasilitas komplit bagi semua orang yang ingin belajar sekaligus rekreasi merupakan wahana yang cocok bagi siswa SD yang cara berpikirnya masih bersifat operasional konkret, dimana semua hal yang mereka pelajari akan lebih bermakna jika disajikan dengan pengalaman langsung. Jadi, buat para orang tua hendaknya banyak referensi terkait dengan perkembangan (psikis) dan pertumbuhan (fisik) untuk si buah hati, lebih baik juga dipersiapkan pada saat pra kehamilan, ada banyak hal yang perlu diketahui untuk mendukung si buah hati tumbuh optimal, semuanya mudah dipelajari dan jadikan keluarga yang sehat jasmani dan rohani.

Foto di depan Pusat Primata.
Kembali ke cerita Ragunan, saya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Ragunan di tahun 2015, tepatnya tanggal 25 November. Sudah hampir 4 tahun dari kunjungan saya ke Ragunan pada bulan Januari 2011, yang merupakan masa akhir kontrak saya dengan PT. YIMM di daerah Pulogadung. Serasa nostalgia, yang dulunya pekerja pabrik yang sering menghabiskan waktu weekend dengan jelajah Jakarta, sekarang sebagai mahasiswa yang dulu pernah diimpikannyaa. Betapa bersyukurnya saya atas rencana Tuhan tersebut. Yah, liburan kali bukanlah waktu untuk menghabiskan weekend  layaknya pas jadi pekerja pabrik, melainkan memang ada agenda symposium pendidikan di Universitas Paramadina, Jakarta, yang kebetulan bersama teman-teman dari UNY, yaitu Rifaldy Fajar dan A. Budiyanto. Dengan modal nyali dan mumpung berada di Jakarta, kami tidak melewatkan agenda untuk berjalan-jalan yang bernuansa tenang dan natural, yaitu Ragunan. Dengan akses transportasi Trans Jakarta yang super padat, setiap penumpang dikenakan charge Rp. 3.500,- untuk satu kali jalan, biaya masuk Ragunan masih Rp. 4.000,- per orang, dan biaya masuk ke Pusat Primata Rp. 7.000,- per orang.


sedikit berubah..
Sedikit bicara sekilas mengenai bangunan di Ragunan, saya rasa banyak bangunan baru yang didirikan, yang dulunya jalan tanah biasa, sekarang sudah banyak di-paving dan diaspal yang menurut saya mengurangi nilai naturalnya, terutama bangunan untuk tempat makan dan tempat penjualan barang, tetapi ada nilai positifnya juga yaitu untuk orang-orang yang mengalami gangguan fisik lebih mudah mengakses jalan tersebut dengan pendampingan tentunya. Apapun yang dilakukan oleh pihak pengelola saya yakin untuk kepuasan pengunjung, namun perlu digaris-bawahi bahwa Ragunan tidak hanya sekedar tempat rekreasi tetapi juga rumah para fauna dan flora yang secara alami perlu kita jaga keasriannya.

Friday, November 13, 2015

40 Stand Negara dan Daerah di Indonesia Menyemarakkan GOR UNY
 
Suasana ramai di GOR UNY, pengunjung sangat antusias.
Day Festival yang merupakan rangkaian acara the 8th Global Culture Festival berlangsung meriah (12/11/2015). Ada sedikitnya 30 negara dan 20 daerah di Indonesia yang berpartisipasi pada agenda ini. Berlokasi di GOR UNY, sekitar 40 booths disediakan oleh panitia untuk mendukung acara ini. Masing – masing booth didekorasi dan dihias dengan pernak – pernik negara atau daerah masing – masing, serta berbagai informasi terkait geografis, kebudayaan, dan pariwisata yang dapat diakses oleh pengunjung. Tidak hanya itu, berbagai makanan khas dari negara atau daerah juga disajikan di booth tersebut.
International Day Festival yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan (KUIK) UNY ini juga dihadiri oleh beberapa petinggi UNY, seperti Wakil Rektor 4 UNY, Prof. Suwarsih Madya. Dr. Ing Satoto Endar Nayono, M.Eng., M.Sc. selaku Kepala KUIK UNY menyampaikan “Agenda International Day Festival ini merupakan festival kuliner dan budaya, setiap negara dan daerah dari Indonesia memperkenalkan informasi kuliner dan negara/daerahnya masing-masing, sehingga mahasiswa UNY maupun masyarakat umum dapat mengenal dan mengetahui informasi budaya lain”.
Booth Rwanda yang merupakan salah satu negara di Afrika Tengah dan berbatasan dengan Uganda, Burundi, Tanzania, dan Kongo, menyajikan berbagai makanan khas yaitu ifiriti, umugeri, ikidiya, dan isosi, selain itu mereka juga menampilkan berbagai informasi mengenai tempat wisata, seperti Kigali Genocide Memorial Centre yaitu tempat untuk mengenang korban genosida yang memakan 250.000 korban jiwa dan Volcans National Park yaitu taman nasional yang terkenal sebagai tempat tinggal gorilla pegunungan.

Panitia membawa spanduk GCF #8 Tahun 2015.
Acara International Day Festival pada hari ini merupakan agenda kedua dari rangkaian acara the 8th Global Culture Festival dan ditutup dengan acara International Parade, yaitu arak-arakan yang akan berjalan mulai dari GOR UNY menuju Rektorat UNY. Peserta parade tersebut yakni jajaran rektorat UNY, mobil listrik GURT UNY, perwakilan dari Ormawa di UNY, UNY Fashion Carnival, mahasiswa daerah, mahasiswa asing, anak-anak TPA di sekitar UNY.




150 Mahasiswa Internasional dan Daerah Meriahkan International Night Festival

Mahasiswa dari Thailand menampilkan tarian tradisional.

Bertempat di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta, agenda International Night Festival pada Selasa, 10 November 2015 berlangsung meriah. Agenda tersebut merupakan bagian dari acara the 8th Global Culture Festival yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Internasional UNY. Lebih dari 600 penonton memenuhi Auditorium UNY . Acara yang diselenggarakan di Auditorium UNY ini menampilkan drama yang bertema “Bermain di bawah Bulan” dengan diselingi penampilan kebudayaan dari perwakilan 30 negara dan 20 daerah dari Indonesia. Sejumlah 150 orang mahasiswa dilibatkan dalam acara ini.
Drs. Wardan Suyanto, M.A., Ed.D selaku Wakil Rektor I UNY membuka acara tersebut sekaligus menyampaikan “Kegiatan Global Culture Festival ini dapat memberikan wawasan kebudayaan bagi semua orang, serta meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri dan menghargai kebudayaan orang lain”.
Irina, salah satu mahasiswa asing asal Rusia, tampil anggun dengan mengenakan gaun merah. Ia tampil sebagai MC, mendampingi Omar Dhaniswara, penyiar radio RRI. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang cukup fasih, ia mengutarakan rasa kagumnya atas antusiasme penonton untuk menikmati acara tersebut, hingga memenuhi area auditorium. Tak lupa, ia pun menyumbangkan sebuah lagu berbahasa Rusia di tengah acara.
Acara International Night Festival pada malam ini merupakan agenda pertama dari rangkaian acara the 8th Global Culture Festival. Esok (12/11/2015) akan diselenggarakan International Day Festival dan International Parade yang bertempat di GOR UNY.


Saturday, November 7, 2015

Berbincang-bincang di Sekretariat WKCP

Sabtu, 07 November 2015
Pengurus WKCP
Seperti biasanya, pengurus WKCP selalu mengadakan rapat sebelum mengadakan agenda ke depannya. Rapat yang dihadiri oleh 4 pengurus dan 6 relawan tersebut, bertempat di sekretariat WKCP, jalan Mutiara, Pengok, Demangan, ini membahas proses pelaksanaan program TORCH bagi responden di DIY. Sasaran untuk wanita yang berusia subur dan belum menikah dengan wanita yang sudah pernah mempunyai anak dengan kebutuhan khusus yang disebabkan oleh TORCH. Adapun tujuannya yaitu pencegahan bagi wanita yang akan menjadi ibu agar melakukan tahap waspada terhadap TORCH karena proses pembersihan jika terkena TORCH membutuhkan waktu yang tidak sedikit, selain itu vaksin TORCH juga masih minimal dilakukan dan terkait kesadaran masyarakat umum yang belum familiar dengan TORCH. Oleh karena itu, harapan dari program ini adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah wanita yang terkena TORCH dan yang tidak terkena TORCH, kemudian adanya tindak lanjut jika terkena TORCH yaitu dengan vaksinasi.

Selain membahasa rapat di atas, WKCP juga sedikit membahas pelatihan hidroterapi bagi pengurus dan relawan, namun kendala terhadap jadwal relawan yang fluktuaktif. Pelatihan akan dibersamai oleh Pak Bambang, yaitu terapis dari Solo yang sudah berpengalaman. Adapun PJ untuk kegiatan ini adalah Fanisa untuk pelatihan hidroterapi bagi relawan, Adi sebagai PJ pelatihan hidroterapi bagi orang tua dan anak kloter pertama, Niwang sebagai PJ pelatihan hidroterapi bagi orang tua dan anak kloter kedua, dan Widodo sebagai PJ pelatihan hidroterapi bagi terapis atau masyarakat umum.

WORKSHOP PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI HOTEL UNY

Salah satu pemateri Workshop Penjas Adaptif.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 4 Pasal 5 butir 1 dan 2 menyebutkan bahwa “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu” dan “warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Selain itu, definisi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau yang sering disebut penyandang disabilitas berdasarkan Perda DIY No. 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas Bab I Pasal 1 Butir 1 adalah seseorang yang mengalami gangguan, kelainan, kerusakan, dan/atau kehilangan fungsi organ fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu tertentu atau permanen dan menghadapi hambatan lingkungan fisik dan sosial. Berdasarkan hal tersebut, Anak Berkebutuhan Khusus merupakan anak yang mengalami hambatan sensoris, intelektual, organ fisik, dan mental yang membutuhkan layanan khusus sesuai kebutuhannya dan mempunyai hak untuk memperoleh dan mengakses pendidikan.
Peserta sangat antusias terkait program workshop.
Peserta yang terbagi menjadi tim atau kelompok sedang
menyusun RPP.
Dalam kaitannya, Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) FIP UNY bekerjasama dengan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PPK-LK) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyelenggarakan Workshop Pendidikan Jasmani Adaptif pada tanggal 23-25 Oktober 2015 yang bertempat di Hotel UNY. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi guru pendidikan jasmani di sekolah khusus dalam menyusun perangkat pendukung pelaksanaan kurikulum Pendidikan Khusus 2013 tingkat pendidikan dasar serta menyusun perangkat pembelajarannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, narasumber didatangkan langsung dari pakarnya, antara lain Dr. Praptono, M.Ed. dari Direktorat PPK-LK Dikdas, Prof. Siswantoyo, S.Pd., M.Kes., AIFO, Prof. Dr. Pamuji Sukoco, M.Pd., dan Dr. Sumaryanti, M.S. dari FIK UNY. Workshop yang dihadiri oleh 55 peserta yang mengampu mata pelajaran pendidikan jasmani dari berbagai Sekolah Khusus di D.I. Yogyakarta ini, memberikan pengetahuan secara khusus melalui materi-materi yang relevan, materi yang pertama disampaikan adalah Kebijakan dalam Pengembangan Kompetensi Guru Penjas Adaptif di Sekolah Khusus dan Inklusif yang disampaikan oleh Dr. Praptono, M.Ed., materi kedua adalah Dasar-dasar Permainan dalam Pendidikan Jasmani Adaptif yang disampaikan oleh Dr. Sumaryanti, M.S., dan materi ketiga yaitu Permainan Top Plays dan Top Sports (versi Unicef) yang disampaikan oleh Prof. Dr. Pamuji Sukoco, M.Pd., kemudian dilanjutkan dengan materi Prinsip Pengembangan RPP Pendidikan Jasmani Adaptif yang disampaikan oleh Prof. Siswantoyo, S.Pd., M.Kes.. Tidak hanya sebatas materi yang disampaikan, peserta juga mensimulasikan permainan yang dibersamai oleh Prof. Dr. Pamuji Sukoco, M.Pd. dan Prof. Dr. Suparno, M.Pd., setelah itu, peserta workshop dibagi menjadi 5 kelompok (kelompok untuk peserta didik Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Autis) dan menyusun RPP Pendidikan Jasmani Adaptif sesuai peserta didiknya, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil RPP dan mempraktekan kegiatan atau langkah-langkah proses pembelajaran pendidikan jasmani tersebut.
Setiap kelompok mempraktekan langkah-langkah dalam
pembelajarannya.

Monday, November 2, 2015

Mahasiswa Mengikuti Pelatihan Braille di UGM

Mahasiswa UGM dari berbagai fakultas sedang berlatih menulis
braille dengan reglet dan stilus.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Peduli Difabel merupakan UKM yang cukup muda yaitu bergerak mulai tahun 2012 yang diajukan oleh Muhammad Hanif Yusuf, merupakan mahasiswa tunarungu yang banyak mendapatkan kesempatan berprestasi, dan pada tahun 2015, UKM Peduli Difabel dikoordinir oleh Karim, Mahasiswa Fakultas Hukum UGM. Adapun harapan mereka melalui UKM Peduli Difabel adalah terciptanya implementasi hak yang sama bagi para penyandang difabel dan non-penyandang difabel dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada tahun 2015, UKM Peduli Difabel sudah mulai dikenal oleh kalangan mahasiswa UGM, hal tersebut ditunjukkan oleh animo mahasiswa yang setiap tahunnya bertambah ingin bergabung menjadi bagian dari UKM Peduli Difabel. Dalam bergabung dengan UKM Peduli Difabel tersebut tidak hanya sebatas partisipasi, tetapi juga pengetahuan dan implementasi dari kata “peduli difabel” mejadi dasar awal terciptanya kesadaran bermasyarakat inklusif. Oleh karena itu, UKM Peduli Difabel memfasilitasi mereka untuk mengenal lebih dekat dengan penyandang difabel, salah satunya yaitu mengenal kebutuhan mereka seperti bahasa isyarat, bahasa oral, orientasi mobilitas, aksesibilitas, dan braille.
Dokumentasi bareng-bareng :))
Salah satu kegiatan program kerja (proker) UKM Peduli Difabel adalah Pelatihan Braille, yang baru selesai diagendakan pada bulan September dan Oktober dan tempat pelaksanaan yang berpindah-pindah dari Gedung Fakultas Biologi UGM, Aula Balairung UGM, dan Gedung Sekolah Vokasi UGM. Dalam pelatihan braille tersebut, mereka dibersamai oleh Adi Suseno, salah satu mahasiswa yang bisa membagi pengalamannya terkait Braille. Adapun rangkaian dalam agenda tersebut terbagi menjadi 4 sesi yaitu sesi pengenalan pendidikan luar biasa secara umum, pelatihan membaca braille, pelatihan menulis braille, serta diskusi dan evaluasi kegiatan. Dalam kegiatan tersebut, peserta pelatihan braille mengenal huruf braille yang setiap selnya terdiri dari enam karakter dan timbul atau tidaknya karakter tersebut mewakili huruf/tanda/angka tertentu, kemudian mereka juga mengenal huruf braille A-Z, tanda, dan angka dan dipraktekan dalam sesi membaca dan menerjemahkan kalimat braille ke kalimat awas. Sedangkan untuk menulis huruf braille, mereka menggunakan reglet dan stilus, yaitu alat yang digunakan untuk menulis braille. Mereka terlihat sangat antusias dan semangat dalam proses tersebut karena braille merupakan hal yang sangat menantang untuk dikuasai dalam membaca dan menulisnya. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan braille tersebut diharapkan bisa menambah wawasan dan pengalaman bagi peserta yang mengikutinya serta dapat membaginya ke orang lain di sekitarnya, sehingga kesadaran untuk bermasyarakat inklusif setidaknya bisa diimpelentasikan mulai dari diri kita sendiri walaupun dalam skala kecil.