Per Ardua Ad Astra

Monday, August 10, 2015

Di Atas Awan (3142 mdpl)

 
Gunung Merbabu (3.142 mdpl)
Sekilas tentang Merbabu!
Gunung Merbabu merupakan gunung yang berada di 4  wilayah, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kota Salatiga, dan Kabupaten Semarang. Gunung ini merupakan gunung tertinggi ke-9 di pulau Jawa, gunung ini mempunyai ketinggian 3.142 mdpl dengan dua puncak yang terkenalnya, puncak  Syarif (3.119 mdpl) dan puncak Kentengsongo (3.142 mdpl). Selain itu, jalur yang bisa ditempuh bisa melalui jalur kopeng thekelan, kopeng chuntel, selo, dan wekas.

Kisah Perjalanan dari Jogja ke Kopeng!
Pendakian kali ini merupakan pendakian massal yang ditujukan untuk memperingati hari ulang tahun ke-50 Mermounc, yang lahir pada tanggal 09 Agustus 1965 silam. Peserta yang mengikuti pendakian massal berjumlah sekitar 60 peserta yang berkumpul di Terminal Jombor pada hari Sabtu pukul 13.00 WIB, kemudian pukul 14.00 WIB berangkat menggunakan mini-truk yang berjumlah 2 buah. Pada pukul 17.30 WIB sampai di Kopeng (Thekelan), peserta langsung istirahat dan membersihkan diri, pada sesi ini tidak ada yang mandi karena airnya dingin, kemudian diteruskan shalat magrib sampai isya, dan dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama di basecamp kopeng thekelan.


Perjalanan menuju Puncak Merbabu
Jalur Kopeng
Dingin sudah mulai menggigit kulit-kulit kami sampai berkerut, hal itu memperingatkan kami bahwa malam sudah mulai larut, kami pun bergegas mempersiapkan diri untuk persiapan pendakian di malam hari. Pemberangkatan pendakian kami memang direncanakan pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelum pemberangkatan, kami melakukan briefing terlebih dahulu untuk menginformasikan teknis pemberangkatan dan pembagian kelompok menjadi 2, serta pengecekan peserta. Sebelum berangkat, doa pun kami panjatkan kepada Tuhan, dan kelompok 1 siap berangkat menuju puncak, kemudian kelompok 2 menyusul dengan jarak waktu 30 menit. Oh iya, tiap kelompok didampingi oleh pendaki senior yang sudah berpengalaman di merbabu sebanyak 3 orang serta pendamping medis 1 orang.
Sekilas mengenai trek yang kami lalui lewat jalur thekelan yaitu berdebu, memang di musim kemarau seperti ini, trek yang kami lalui kering dan berdebu, sekali jalan langsung berterbangan debunya, apalagi untuk kategori pendakian massal, sekali-duakali jalan sudah sangat mengganggu pemandangan dan pernafasan pendaki yang lain.
Sunrise di Pos Menara
Pemberhentian untuk istirahat terbagi menjadi 5 pos, pos 1-4 untuk pemberhentian sementara dan menunggu yang peserta yang tertinggal, pos 5 sebagai pos terakhir adalah pos untuk istirahat dan sudah disediakan tenda. Oh iya, pada saat di pos 3 kita bisa mengisi ulang persediaan air minum kita, karena di pos 3 ada sumber air yang layak konsumsi. Waktu yang dibutuhkan dari pemberangkatan jam 21.00 WIB sampai pos 5 yaitu 4 jam, kami sampai di pos 5 pada pukul 01.00 WIB hari minggu, kami pun istirahat selama 2 jam, dan melanjutkan kembali pendakian menuju puncak pada pukul 03.00 WIB dan banyak dari peserta untuk stay di pos 5 karena sudah tidak sanggup lagi, akhirnya pendataan kembali yang ingin melanjutkan pendakian ke puncak. Setelah itu, dengan dinginnya kulit kami, kami mulai berjalan agar mengurangi rasa dinginnya, semakin banyak aktivitas semakin berkurang suhu dinginnya. Perjalanannya memang sedikit membutuhkan banyak energy, dimana kita harus melawan rasa kantuk di tengah malam hari sekaligus melawan dinginnya gunung merbabu. Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 05.00 WIB, kami sampai di pos menara (yang tidak termasuk pos peristirahatan peserta pendaki massal), di sini kami mendapatkan sunrise yang begitu cantik dan indah, tentunya bersyukur kepada Tuhan bahwa kami bisa mendapatkan sedikit cahaya kehidupan. Kami menghabiskan sekitar 1 jam untuk menikmati sunrise sekaligus melepas penat dan dahaga yang menyelimuti tubuh kami. Waktu pun memanggil kami untuk segera mengejar acara syukuran di puncak yang direncanakan pukul 09.00 WIB, dan pukul 06.00 WIB kami yang berada di pos menara langsung melanjutkan perjalanan. Rasa dingin di perjalanan kami berangsur-angsur mulai berkurang dengan adanya pahlawan kami yang bersinar, sembari menikmati perjalanan kami pun mengambil beberapa foto bunga edelweiss yang disebut-sebut sebagai bunga abadi, oh indahnya bisa menyaksikan kehidupan bunga yang abadi hidup di dataran tinggi.

Edelweis sang abadi
Senja di pagi hari
pertigaan menuju puncak









Akhirnya kami sampai di pertigaan yang membelah Puncak Syarif dan Puncak Kentengsongo, tanpa berpikir lama, kami yang masih kuat berjalan segera menuju Puncak Syarif yang jarak tempuhnya sekitar 10 menit dari pertigaan, setelah sampai kami langsung bergegas menuju pertigaan kembali dan segera menuju ke Puncak Kentengsongo (puncak tertinggi). Perjalanan dimulai dengan penuh semangat, termasuk saat melalui jembatan setan, kami juga harus berhati-hati untuk menuju ke puncak. Dengan berbagai usaha jiwa dan raga, kami lewati semua rintangan dan pada pukul 08.30 WIB kami sampai di Puncak Kentengsongo. Kami pun bersyukur atas kesempatan menikmati indahnya karya Tuhan ini.
Puncak Syarif
Jembatan setan
Puncak Kentengsongo









Acara di puncak yaitu berdoa, tumpengan, dan foto-foto, dan jam 11.00 WIB kami langsung capcus turun ke basecamp. Perjalanan untuk menuruni gunung memang cukup cepat, kami sampai di basecamp pukul 16.30 WIB, langsung mandi dan terbaring penuh dengan kedamaian (bahagia telah menaklukan si merbabu). Tidak lama, kami pun melanjutkan acara tumpengan dan syukuran untuk memperingati ulang tahun Mermounc, acara tersebut berlangsung setelah magrib sampai isya, dan ditutup dengan pembagian doorprize. Pada pukul 20.00 WIB kami memulai perjalanan kami untuk kembali ke Terminal Jombor, dan sampailah di Terminal Jombor pukul 23.00 WIB. Akhirnya perjalanan kami sudah selesai untuk menaklukan Gunung Merbabu.



0 comments:

Post a Comment