Sekilas tentang Merbabu!
Gunung Merbabu merupakan
gunung yang berada di 4 wilayah, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kota Salatiga, dan
Kabupaten Semarang. Gunung ini merupakan
gunung tertinggi ke-9 di pulau Jawa, gunung ini mempunyai ketinggian 3.142 mdpl
dengan dua puncak yang terkenalnya, puncak
Syarif (3.119 mdpl) dan puncak Kentengsongo (3.142 mdpl). Selain itu,
jalur yang bisa ditempuh bisa melalui jalur kopeng thekelan, kopeng chuntel,
selo, dan wekas.
Kisah Perjalanan dari Jogja ke Kopeng!
Pendakian kali ini merupakan pendakian massal yang ditujukan untuk memperingati
hari ulang tahun ke-50 Mermounc, yang lahir pada tanggal 09 Agustus 1965 silam.
Peserta yang mengikuti pendakian massal berjumlah sekitar 60 peserta yang
berkumpul di Terminal Jombor pada hari Sabtu pukul 13.00 WIB, kemudian pukul 14.00
WIB berangkat menggunakan mini-truk yang berjumlah 2 buah. Pada pukul 17.30 WIB
sampai di Kopeng (Thekelan), peserta langsung istirahat dan membersihkan diri,
pada sesi ini tidak ada yang mandi karena airnya dingin, kemudian diteruskan
shalat magrib sampai isya, dan dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama di basecamp
kopeng thekelan.
Perjalanan menuju Puncak Merbabu
![]() |
Jalur Kopeng |
Dingin sudah
mulai menggigit kulit-kulit kami sampai berkerut, hal itu memperingatkan kami
bahwa malam sudah mulai larut, kami pun bergegas mempersiapkan diri untuk persiapan
pendakian di malam hari. Pemberangkatan pendakian kami memang direncanakan pada
malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelum pemberangkatan, kami melakukan briefing
terlebih dahulu untuk menginformasikan teknis pemberangkatan dan pembagian
kelompok menjadi 2, serta pengecekan peserta. Sebelum berangkat, doa pun kami
panjatkan kepada Tuhan, dan kelompok 1 siap berangkat menuju puncak, kemudian
kelompok 2 menyusul dengan jarak waktu 30 menit. Oh iya, tiap kelompok
didampingi oleh pendaki senior yang sudah berpengalaman di merbabu sebanyak 3
orang serta pendamping medis 1 orang.
Sekilas mengenai trek yang kami lalui lewat jalur thekelan yaitu
berdebu, memang di musim kemarau seperti ini, trek yang kami lalui kering dan
berdebu, sekali jalan langsung berterbangan debunya, apalagi untuk kategori
pendakian massal, sekali-duakali jalan sudah sangat mengganggu pemandangan dan
pernafasan pendaki yang lain.![]() |
Sunrise di Pos Menara |
Pemberhentian untuk istirahat terbagi menjadi 5
pos, pos 1-4 untuk pemberhentian sementara dan menunggu yang peserta yang
tertinggal, pos 5 sebagai pos terakhir adalah pos untuk istirahat dan sudah
disediakan tenda. Oh iya, pada saat di pos 3 kita bisa mengisi ulang persediaan
air minum kita, karena di pos 3 ada sumber air yang layak konsumsi. Waktu yang
dibutuhkan dari pemberangkatan jam 21.00 WIB sampai pos 5 yaitu 4 jam, kami
sampai di pos 5 pada pukul 01.00 WIB hari minggu, kami pun istirahat selama 2
jam, dan melanjutkan kembali pendakian menuju puncak pada pukul 03.00 WIB dan
banyak dari peserta untuk stay di pos
5 karena sudah tidak sanggup lagi, akhirnya pendataan kembali yang ingin
melanjutkan pendakian ke puncak. Setelah itu, dengan dinginnya kulit kami, kami
mulai berjalan agar mengurangi rasa dinginnya, semakin banyak aktivitas semakin
berkurang suhu dinginnya. Perjalanannya memang sedikit membutuhkan banyak
energy, dimana kita harus melawan rasa kantuk di tengah malam hari sekaligus
melawan dinginnya gunung merbabu. Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 05.00
WIB, kami sampai di pos menara (yang tidak termasuk pos peristirahatan peserta
pendaki massal), di sini kami mendapatkan sunrise
yang begitu cantik dan indah, tentunya bersyukur kepada Tuhan bahwa kami bisa
mendapatkan sedikit cahaya kehidupan. Kami menghabiskan sekitar 1 jam untuk
menikmati sunrise sekaligus melepas
penat dan dahaga yang menyelimuti tubuh kami. Waktu pun memanggil kami untuk
segera mengejar acara syukuran di puncak yang direncanakan pukul 09.00 WIB, dan
pukul 06.00 WIB kami yang berada di pos menara langsung melanjutkan perjalanan.
Rasa dingin di perjalanan kami berangsur-angsur mulai berkurang dengan adanya
pahlawan kami yang bersinar, sembari menikmati perjalanan kami pun mengambil
beberapa foto bunga edelweiss yang disebut-sebut sebagai bunga abadi, oh
indahnya bisa menyaksikan kehidupan bunga yang abadi hidup di dataran tinggi.
Edelweis sang abadi |
Senja di pagi hari |
pertigaan menuju puncak |
Akhirnya kami sampai di pertigaan yang membelah
Puncak Syarif dan Puncak Kentengsongo, tanpa berpikir lama, kami yang masih
kuat berjalan segera menuju Puncak Syarif yang jarak tempuhnya sekitar 10 menit
dari pertigaan, setelah sampai kami langsung bergegas menuju pertigaan kembali
dan segera menuju ke Puncak Kentengsongo (puncak tertinggi). Perjalanan dimulai
dengan penuh semangat, termasuk saat melalui jembatan setan, kami juga harus
berhati-hati untuk menuju ke puncak. Dengan berbagai usaha jiwa dan raga, kami
lewati semua rintangan dan pada pukul 08.30 WIB kami sampai di Puncak Kentengsongo.
Kami pun bersyukur atas kesempatan menikmati indahnya karya Tuhan ini.
Puncak Syarif |
Jembatan setan |
Puncak Kentengsongo |
Acara di puncak yaitu berdoa, tumpengan, dan
foto-foto, dan jam 11.00 WIB kami langsung capcus
turun ke basecamp. Perjalanan untuk
menuruni gunung memang cukup cepat, kami sampai di basecamp pukul 16.30 WIB, langsung mandi dan terbaring penuh dengan
kedamaian (bahagia telah menaklukan si merbabu). Tidak lama, kami pun
melanjutkan acara tumpengan dan syukuran untuk memperingati ulang tahun
Mermounc, acara tersebut berlangsung setelah magrib sampai isya, dan ditutup
dengan pembagian doorprize. Pada pukul
20.00 WIB kami memulai perjalanan kami untuk kembali ke Terminal Jombor, dan
sampailah di Terminal Jombor pukul 23.00 WIB. Akhirnya perjalanan kami sudah selesai
untuk menaklukan Gunung Merbabu.
0 comments:
Post a Comment