Per Ardua Ad Astra

  • This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Saturday, August 15, 2015

BERSAMA UNTUK INDONESIA


Sabtu, 15 Agustus 2015, merupakan hari yang berarti bagi kami mahasiswa PPL 2 PLB UNY di SLB A Yaketunis, yang merupakan sekolah swasta yang menerima peserta didik dengan hambatan penglihatan dan dengan gangguan penyerta lain. Sekolah tersebut berlokasi di jalan Parangtritis nomer 46 Danunegaran, Yogyakarta. SLB A Yaketunis merupakan SLB khusus bagi siswa penyandang tunanetra dan satu-satunya di provinsi DIY.

siswa mengikuti lomba lari memindahkan bendera
Hari ini, merupakan hari kedua menuju hari kemerdekaan Indonesia yang diperingati tanggal 17 Agustus. Dalam partisipasi dan kontribusi aktif memperingati hari ulang tahun Indonesia yang ke-70, kami mahasiswa PPL 2 bekerjasama dengan pihak sekolah SLB dalam merancang kegiatan perlombaan yang ditujukan bagi peserta didik tingkat sekolah dasar. Adapun beberapa cabang perlombaan yang ditawarkan adalah lomba membaca UUD dan Pancasila, lomba menyanyi, lomba tenis meja, lomba pecah air, dan lomba memindahkan bendera Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu (15/08/2015) dari pukul 08.00 sampai 12.00 WIB, tempat pelaksanaannya di halaman SLB A Yaketunis.


siswa mengikuti lomba pecah air
Antusias dari peserta didik dari kelas rendah dan tinggi sangat tinggi, hal tersebut dapat diketahui berdasarkan minat peserta didik yang mendaftar sebagai peserta lomba. Kegiatan pun dimulai dari baris-ber-baris dan menyanyikan lagu Hari Kemerdekaan secara bersama, kemudian lomba berlari memindahkan bendera sebagai lomba yang mengawali kegiatan di pagi hari tersebut. Perlombaan tersebut bagi semua peserta didik di tingkat SD, dan lomba yang kedua yaitu lomba membaca UUD dan Pancasila, pada kegiatan ini, siswa membaca teks braille. Tanpa mengurangi waktu yang bergerak mengajak kami cepat bergerak, kami pun langsung membuka 2 perlombaan sekaligus dalam satu waktu, yaitu lomba menyanyi dan lomba tenis meja, peserta lomba masih bisa ter-cover untuk mengikuti kedua lomba tersebut. Dan sebagai penutup pada siang hari, kami mengajak peserta lomba untuk basah-basahan dengan lomba pecah air, suasana menjadi semakin asyik dan menyenangkan ketika peserta dapat memecahkan air dan terguyur di seluruh tubuhnya. Tanpa mengurangi rasa kompetisi, kami pun berbaur, memotivasi, dan memberikan rewards bagi semua peserta yang akan dibagikan setelah upacara Hari Kemerdekaan (Senin, 17 Agustus 2015). Itulah kebersamaan kami tanpa ada rasa diskriminasi yang dibungkus dengan satu porsi hari “Bersama untuk Indonesia”, semoga Indonesia semakin jaya, tidak ada diskriminasi, pemenuhan hak untuk mendapatkan pendidikan dan penuh kedamaian bagi seluruh Warga Negara Indonesia. Aamiin J J J

Monday, August 10, 2015

Di Atas Awan (3142 mdpl)

 
Gunung Merbabu (3.142 mdpl)
Sekilas tentang Merbabu!
Gunung Merbabu merupakan gunung yang berada di 4  wilayah, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kota Salatiga, dan Kabupaten Semarang. Gunung ini merupakan gunung tertinggi ke-9 di pulau Jawa, gunung ini mempunyai ketinggian 3.142 mdpl dengan dua puncak yang terkenalnya, puncak  Syarif (3.119 mdpl) dan puncak Kentengsongo (3.142 mdpl). Selain itu, jalur yang bisa ditempuh bisa melalui jalur kopeng thekelan, kopeng chuntel, selo, dan wekas.

Kisah Perjalanan dari Jogja ke Kopeng!
Pendakian kali ini merupakan pendakian massal yang ditujukan untuk memperingati hari ulang tahun ke-50 Mermounc, yang lahir pada tanggal 09 Agustus 1965 silam. Peserta yang mengikuti pendakian massal berjumlah sekitar 60 peserta yang berkumpul di Terminal Jombor pada hari Sabtu pukul 13.00 WIB, kemudian pukul 14.00 WIB berangkat menggunakan mini-truk yang berjumlah 2 buah. Pada pukul 17.30 WIB sampai di Kopeng (Thekelan), peserta langsung istirahat dan membersihkan diri, pada sesi ini tidak ada yang mandi karena airnya dingin, kemudian diteruskan shalat magrib sampai isya, dan dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama di basecamp kopeng thekelan.


Perjalanan menuju Puncak Merbabu
Jalur Kopeng
Dingin sudah mulai menggigit kulit-kulit kami sampai berkerut, hal itu memperingatkan kami bahwa malam sudah mulai larut, kami pun bergegas mempersiapkan diri untuk persiapan pendakian di malam hari. Pemberangkatan pendakian kami memang direncanakan pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelum pemberangkatan, kami melakukan briefing terlebih dahulu untuk menginformasikan teknis pemberangkatan dan pembagian kelompok menjadi 2, serta pengecekan peserta. Sebelum berangkat, doa pun kami panjatkan kepada Tuhan, dan kelompok 1 siap berangkat menuju puncak, kemudian kelompok 2 menyusul dengan jarak waktu 30 menit. Oh iya, tiap kelompok didampingi oleh pendaki senior yang sudah berpengalaman di merbabu sebanyak 3 orang serta pendamping medis 1 orang.
Sekilas mengenai trek yang kami lalui lewat jalur thekelan yaitu berdebu, memang di musim kemarau seperti ini, trek yang kami lalui kering dan berdebu, sekali jalan langsung berterbangan debunya, apalagi untuk kategori pendakian massal, sekali-duakali jalan sudah sangat mengganggu pemandangan dan pernafasan pendaki yang lain.
Sunrise di Pos Menara
Pemberhentian untuk istirahat terbagi menjadi 5 pos, pos 1-4 untuk pemberhentian sementara dan menunggu yang peserta yang tertinggal, pos 5 sebagai pos terakhir adalah pos untuk istirahat dan sudah disediakan tenda. Oh iya, pada saat di pos 3 kita bisa mengisi ulang persediaan air minum kita, karena di pos 3 ada sumber air yang layak konsumsi. Waktu yang dibutuhkan dari pemberangkatan jam 21.00 WIB sampai pos 5 yaitu 4 jam, kami sampai di pos 5 pada pukul 01.00 WIB hari minggu, kami pun istirahat selama 2 jam, dan melanjutkan kembali pendakian menuju puncak pada pukul 03.00 WIB dan banyak dari peserta untuk stay di pos 5 karena sudah tidak sanggup lagi, akhirnya pendataan kembali yang ingin melanjutkan pendakian ke puncak. Setelah itu, dengan dinginnya kulit kami, kami mulai berjalan agar mengurangi rasa dinginnya, semakin banyak aktivitas semakin berkurang suhu dinginnya. Perjalanannya memang sedikit membutuhkan banyak energy, dimana kita harus melawan rasa kantuk di tengah malam hari sekaligus melawan dinginnya gunung merbabu. Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 05.00 WIB, kami sampai di pos menara (yang tidak termasuk pos peristirahatan peserta pendaki massal), di sini kami mendapatkan sunrise yang begitu cantik dan indah, tentunya bersyukur kepada Tuhan bahwa kami bisa mendapatkan sedikit cahaya kehidupan. Kami menghabiskan sekitar 1 jam untuk menikmati sunrise sekaligus melepas penat dan dahaga yang menyelimuti tubuh kami. Waktu pun memanggil kami untuk segera mengejar acara syukuran di puncak yang direncanakan pukul 09.00 WIB, dan pukul 06.00 WIB kami yang berada di pos menara langsung melanjutkan perjalanan. Rasa dingin di perjalanan kami berangsur-angsur mulai berkurang dengan adanya pahlawan kami yang bersinar, sembari menikmati perjalanan kami pun mengambil beberapa foto bunga edelweiss yang disebut-sebut sebagai bunga abadi, oh indahnya bisa menyaksikan kehidupan bunga yang abadi hidup di dataran tinggi.

Edelweis sang abadi
Senja di pagi hari
pertigaan menuju puncak









Akhirnya kami sampai di pertigaan yang membelah Puncak Syarif dan Puncak Kentengsongo, tanpa berpikir lama, kami yang masih kuat berjalan segera menuju Puncak Syarif yang jarak tempuhnya sekitar 10 menit dari pertigaan, setelah sampai kami langsung bergegas menuju pertigaan kembali dan segera menuju ke Puncak Kentengsongo (puncak tertinggi). Perjalanan dimulai dengan penuh semangat, termasuk saat melalui jembatan setan, kami juga harus berhati-hati untuk menuju ke puncak. Dengan berbagai usaha jiwa dan raga, kami lewati semua rintangan dan pada pukul 08.30 WIB kami sampai di Puncak Kentengsongo. Kami pun bersyukur atas kesempatan menikmati indahnya karya Tuhan ini.
Puncak Syarif
Jembatan setan
Puncak Kentengsongo









Acara di puncak yaitu berdoa, tumpengan, dan foto-foto, dan jam 11.00 WIB kami langsung capcus turun ke basecamp. Perjalanan untuk menuruni gunung memang cukup cepat, kami sampai di basecamp pukul 16.30 WIB, langsung mandi dan terbaring penuh dengan kedamaian (bahagia telah menaklukan si merbabu). Tidak lama, kami pun melanjutkan acara tumpengan dan syukuran untuk memperingati ulang tahun Mermounc, acara tersebut berlangsung setelah magrib sampai isya, dan ditutup dengan pembagian doorprize. Pada pukul 20.00 WIB kami memulai perjalanan kami untuk kembali ke Terminal Jombor, dan sampailah di Terminal Jombor pukul 23.00 WIB. Akhirnya perjalanan kami sudah selesai untuk menaklukan Gunung Merbabu.