![]() |
Tim PKM Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari kiri ke kanan yaitu Yeni Irma, Nana Indri, Adi Suseno, Asep Irpan, dan Rifaldy Fajar. |
Pada akhir tahun 2014,
berdasarkan kesenjangan antara harapan dan realita di lapangan, kami mencoba
untuk merancang solusi dengan kegiatan sosialisasi dan pendampingan yang
dituangkan dalam proposal PKM. Dan pada awal 2015, tepatnya pada tanggal 15
Januari 2015, proposal kami diterima dan didanai oleh dikti dengan jumlah dana
Rp. 8.910.000,00. Pastinya bersyukur dan bangga akan hal tersebut, tetapi PR
kita adalah melakukan realisasi dari proposal kami. Adapun tahapan yang lakukan
yaitu: pra pelaksanaan, pelaksanaan, pasca pelaksanaan, dan keberlanjutan
pelaksanaan.
Adapun kegiatan
dalam tahap pra pelaksanaan yaitu diskusi rutin tim, bimbingan ke dosen pembimbing,
dan perijinan-observasi-kunjungan ke SLB Puspa Melati. Hal tersebut bertujuan
untuk merancang matriks kegiatan PKM, metode pelaksanaan, mencari informasi dan
data terkait kuantitas dan kualitas pendidik dan peserta didik, pelaksanaan KBM
di SLB, koordinasi dan silaturahmi dengan pihak SLB, dan bimbingan untuk
mendapatkan motivasi, saran, dan kritik. Tahap pelaksanaan meliputi
sosialisasi, workshop, dan pendampingan, sosialisasi dan workshop dengan metode
ceramah, diskusi dan praktek yang berlangsung pada hari Minggu, 19 April 2015
dengan jumlah 32 peserta yang terdiri dari guru dan karyawan SLB, serta
perwakilan dari Yayasan Puspa Melati. Adapun materi yang disampaikan pada saat
sosialisasi dan worshop yaitu konsep anak tunagrahita oleh tim PKM (Adi Suseno dan
Yeni Irma), pengembangan bahan ajar oleh Ibu Sukinah, dan implementasi
pengembangan bahan ajar oleh Pak Maungguh Kasmawan dari SLB Negeri 1
Gunungkidul. Dari kegiatan tersebut, guru dituntut untuk mengembangkan bahan
ajar sesuai dengan kemampuannya. Selanjutnya adalah pendampingan dengan revisi
bahan ajar karya guru SLB, konsultasi mengenai bahan ajar, dan pendampingan
implementasi bahan ajar pada saat KBM di kelas. Hasilnya adalah ada 7 guru yang
sudah mengembangkan bahan ajar modul, poster/brodur, dan video yang mengarah ke
materi Activity Daily Living (ADL),
kemudian dicek oleh dosen PLB UNY dan dosen TP UNY terkait dengan materi dan
media yang akan digunakan. Pendampingan sudah dilakukan dengan tiga periode,
hasilnya adalah kemampuan ADL siswa meningkat. Hal tersebut berdasarkan indikator
yang dicapai oleh siswa melalui tes performance
atau unjuk kerja. Sebelumnya skor rata-rata siswa di kelas hanya mencapai 65
dari skala 100 dan setelah guru mengembangkan bahan ajar skor mengalami
peningkatan yaitu menjadi 80 dari skala 100. Oleh karena itu, pengembangan
bahan ajar yang dilakukan oleh guru cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan
ADL siswa.
Tahap pasca
pelaksanaan adalah evaluasi dari kegiatan yang masih berjalan dan testimoni
dari guru SLB mengenai kebermanfaatan program PKM. Dalam video testimony guru
menjelaskan bahwa adanya pelaksanaan program PKM sangat membantu guru-guru
dalam mengembangkan bahan ajar, terutama bagi guru yang mempunyai background pendidikan Non-PLB. Dan untuk
menjaga keberlanjutan guru dalam mengembangkan bahan ajar bagi peserta
didiknya, kami melakukan kerjasama dengan kepala sekolah SLB Puspa Melati
dengan surat keterangan mengenai keberlanjutan program, peran dari kepala
sekolah yaitu menjadi pengawas, pendamping, dan konsultan. Adapun evaluasi dari
tim PKM adalah adanya pemateri dari pengawas Dinas Pendidikan dan adanya
kerjasama untuk program keberlanjutan dari semua pemateri yang bisa mewakili
materi dan media dengan pelaksanaan program keberlanjutan selama 1 tahun ke
depan.
Potensi hasil dari kegiatan PKM adalah produk
bahan ajar yang dikembangkan guru dapat dimodifikasi kembali untuk siswa
berkebutuhan khusus lainnya dengan memperhatikan aspek karakteristik dan kebutuhan
siswa. Selain itu, produk bahan ajar juga dapat dijadikan sebagai penelitian
oleh guru.
0 comments:
Post a Comment