Momen ramadhan memang begitu sakral bagi kaum muslim, begitu banyak aktivitas bisa dijadikan ajang berkumpul bagi sekalangan orang atau keluarga. Begitu juga dengan Muda Menginspirasi, setelah sekian lama terpisahkan oleh waktu dan kesibukan masing-masing, akhirnya kami bisa berkumpul kembali dengan tema “Bukber”. Momen yang bertepatan dengan puasa tersebut begitu singkat, tetapi sangat bermakna jika kita mengisinya dengan aktivitas yang baik, salah satunya yaitu bukber sekalian silaturahim. Hehe…
-
This is Slide 1 Title
This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
-
This is Slide 2 Title
This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
-
This is Slide 3 Title
This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...
Thursday, June 25, 2015
Muda Menginspirasi Kembali
Momen ramadhan memang begitu sakral bagi kaum muslim, begitu banyak aktivitas bisa dijadikan ajang berkumpul bagi sekalangan orang atau keluarga. Begitu juga dengan Muda Menginspirasi, setelah sekian lama terpisahkan oleh waktu dan kesibukan masing-masing, akhirnya kami bisa berkumpul kembali dengan tema “Bukber”. Momen yang bertepatan dengan puasa tersebut begitu singkat, tetapi sangat bermakna jika kita mengisinya dengan aktivitas yang baik, salah satunya yaitu bukber sekalian silaturahim. Hehe…
Wednesday, June 17, 2015
Rehabilitasi Medik dan Peranan Fisioterapi
Rehabilitasi Medik merupakan salah satu
cabang ilmu kesehatan yang mengupayakan pelayanan kesehatan yang terpadu
terhadap gangguan fisik dan fungsional yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi
sakit, penyakit, atau cedera, dengan tujuan untuk mencapai kemampuan fungsi
yang optimal. Adapun tim rehabilitasi medik terdiri dari dokter rehabilitasi
medic, fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, psikolog, pekerja social, ortotik
prostetik dan peralatan adaptif.
Tumbuh adalah perubahan dalam besar,
jumlah, dan ukuran, dimensi tingkat sel, sedangkan kembang adalah perubahan
dalam kemampuan dan keterampilan. Adapun ciri-ciri tumbuh kembang anak yaitu:
Ø Perkembangan
menimbulkan perubahan
Ø Tahap
awal menentukan perkembangan selanjutnya
Ø Pola
yang tetap dan kecepatan berbeda
Ø Perkembangan
erat hubungannya dengan pertumbuhan – maturasi system saraf
Ø Tahapan
yang berurutan
Proses
tumbuh kembang anak meliputi;
a. Prose
kematangan dan belajar
b. Pola
perkembangan dapat diramalkan
Factor
pengaruh yaitu;
a. Factor
genetic/keturunan
b. Factor
lingkungan terdiri dari pre-peri-post natal
Otak bayi/anak terdiri dari jutaan sel
yang menunggu untuk diberikan stimulasi/rangsangan dan diberikan intervensi,
sehingga tumbuh kembang bayi/anak dapat dioptimalkan dengan baik sejak dini.
Adapun beberapa perlakuan dalam mengintervensi yaitu;
a. Metode
neurosenso stimulasi
b. Reflex
gravitasi
c. Grounding reflex
d. Centering reflex
e. Head righting reflex
f. Tendon guard reflex – postural
reflexs yang terdiri dari
red light reflex dan green light
reflex
g. Stimulasi
taktil
h. Oral control
i.
Exercise
therapy
j.
Stimulasi berdiri
k. Stimulasi
berjalan
l.
Stimulasi motoric halus dan kasar
Sekilas Tentang TORCH
TORCH
terdiri dari Toxoplasmosis, Other (Syphilis), Rubella, Cytomegalovirus (CMV),
dan Herpes Simplex Virus (HSV).
Toxoplasmosis disebabkan oleh protozoa – toxoplasma gondii, kucing merupakan
host utama bagi protozoa tersebut dengan penyebaran melalui feses kucing yang
mengontaminasi secara langsung/kontak, daging, dan produk sayur. Toxoplasmosis
pada kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin kongenital dan janin mengalami
kerusakan organ/struktur, seperti hidrosefalus, korioretinitis, dan klasifikasi
serebralis. Syphilis merupakan penyakit infeksi dengan penularan melalui kontak
seksual. Rubella atau German measles
merupakan suatu penyakit virus yang umum pada anak dan dewasa muda, ditandai
dengan pembesaran kelenjar getah bening servical,
suboccipital dan postaurikular, disertai erupsi yang berlangsung 2-3 hari, virus rubella
dapat menular melalui udara dan berbahaya bagi ibu yang sedang hamil pada
trimester awal pembentukan otak janin, apabila ibu hamil terkena rubella maka perkembangan
otak janin akan mengalami gangguan yang dapat beresiko anak mengalami kebutuhan
khusus, Cytomegalovirus (CMV) merupakan infeksi kongenital yang paling banyak
ditemukan, transmisinya dapat terjadi pada infeksi aktif atau reaktivasi virus
dan kontak dengan air ludah, dan Herpes
Simplex Virus (HSV) dapat ditularkan saat proses persalinan, apabila ibu hamil
mempunyai HSV maka dianjurkan untuk melakukan persalinan secara sesar, jika
tidak maka janin yang terkena HSV akan mengalami kebutaan, ketulian, dan atau
terkena penyakit kulit. Berikut adalah life
cycle dari toksoplasmosis;
Tindakan
preventif penyakit TORCH dapat dilakukan dengan vaksinasi/imunisasi,
pemeriksaan TORCH sebelum dan sesudah hamil, sosialisasi dan edukasi mengenai
TORCH, konsumsi makanan matang, menjaga sanitasi lingkungan dengan baik, dan
mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
Prinsip
dalam tahap tumbuh kembang anak adalah ASUH – ASIH – ASAH. Tahapan tumbuh
kembang anak mencakup aspek prenatal, postnatal, anak, dan remaja. Berikut
adalah gambar tahap perkembangan anak;
Panduan
skrining perkembangan untuk orang tua yaitu melalui KMS untuk memonitoring
berat badan, panjang badan, tinggi badan, lingkar kepala dan sebagainya. Selain
itu, orang tua juga bisa menggunakan skrining perkembangan dengan tools sederhana seperti KKA, milestone,
perkembangan anak di KMS, tes APGAR, Denver/DDST, dan DSM. Berikut adalah
gambar Denver II dan petunjuk pelaksanaannya;
Kapan
dan bilamana anak membutuhkan terapi/rehabilitasi
1)
Bilamana
muncul manifestasi klinis atau ada riwayat jelas muncul jelas berdasarkan kondisi
ibu/riwayat kehamilan dan persalinan.
2)
Tindakan
rehabilitasi medic diperlukan sejak dini ditemukannya kelainan perkembangan.
3)
Tidak
disarankan terapi untuk preventif.
Monday, June 15, 2015
KONSEP DASAR ORIENTASI DAN MOBILITAS (OM)
a.
Pengertian
OM
Orientasi adalah suatu
proses penggunaan semua indera yang masih ada untuk menentukan posisi seseorang
terhadap benda-benda penting yang ada di sekitarnya. (Lowenfeld dalam Purwanta
H.K., 1987: 3). Sedangkan Mobilitas adalah kemampuan untuk bergerak dari satu
posisi tetap menuju posisi yang diinginkan di bagian lain dari lingkungan yang
sama. (Willian T. Lydon dan M. Loretta Mc. Graw dalam Purwanta H.K., 1987: 4)
Berdasarkan pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Orientasi
dan Mobilitas (OM) adalah kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat yang
lain dengan menggunakan semua indera yang masih ada untuk menentukan posisi
seseorang terhadap benda-benda penting yang ada di sekitarnya, baik secara
temporal ataupun spasial.
b.
Keterbatasan
Penyandang Tunanetra
Menurut Lowenfeld dalam School (1986:
315), kebutaan mempunyai keterbatasan dasar pada individu antara lain:
1. Dalam
tingkat dan variasi konsep,
2. Dalam
kemampuan menemukan sesuatu, dan
3. Dalam
mengontrol lingkungan dan hubungan dirinya dengan hal itu.
Oleh karena itu
seseorang yang menyandang tunanetra membutuhkan pelajaran OM, agar yang
bersangkutan dapat mengatasi keterbatasan yang dimilikinya sebagai dampak
ketunanetraan yang disandangnya.
c.
Prinsip
OM
Prinsip dalam OM adalah
bahwa pada akhirnya penyandang tunanetra terlatih untuk selalu bertanya pada
dirinya sendiri sebelum bergerak untuk berjalan atau melawat, dengan pertanyaan
tentang:
Dimana
saya berada?
Kemana
tujuan saya?
Bagaimana
saya sampai ke sana?
Dari jawaban pertanyaan
tersebut, penyandang tunanetra dapat membuat suatu rencana perjalanannya, perlu
mengetahui ciri medan dan beberapa petunjuk/landmark
yang dapat membantunya.
d.
Tujuan
dan Prinsip Pembelajaran OM
Tujuannya adalah agar
penyandang tunanetra dapat bergerak sesuai dengan tujuan dalam segala
lingkungan dengan aman, efisien, menyenangkan, dan kemandirian. (Hill dan
Ponder, 1976). Sedangkan prinsipnya adalah pembelajaran OM dimulai dari apa
yang diketahui penyandang tunanetra menuju apa yang belum diketahuinya, dari
yang konkrit ke yang abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang
sederhana ke yang kompleks, dari lingkungan yang sepi ke lingkungan yang ramai,
dan dari lingkungan terdekat menuju ke lingkungan yang lebih luas.
e.
Proses
dalam OM
1. Persepsi
yaitu proses asimilasi dari lingkungan yang diperoleh melalui dria-dria yang
masih berfungsi seperti pendengaran, pembau, peraba, kinestetik, keseimbangan,
dan sisa penglihatan.
2. Analisis
yaitu proses pengorganisasian informasi yang diperoleh ke dalam beberapa
kategori berdasarkan ketetapan, keterkaitan, keterlibatan, sumber, jenis, dan
intensitas sensorisnya.
3. Seleksi
yaitu proses pemilihan informasi yang telah dianalisis dan dibutuhkan dalam
melakukan orientasi dan mobilitas yang dapat menggambarkan situasi lingkungan
sekitar.
4. Perencanaan
yaitu proses perencanaan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan informasi
hasil seleksi sensoris yang sangat relevan untuk menggambarkan situasi
lingkungan.
5. Pelaksanaan
yaitu proses melakukan hasil perencanaan dalam suatu tindakan.
f.
Nilai-nilai
Pengajaran OM
1. Secara
psikis dapat mengembangkan konsep diri seseorang dalam bergerak secara efisien
dan mandiri dalam bermacam-macam lingkungan.
2. Secara
fisik dapat melatih gerakan tubuh dalam proses OM, seperti motoric kasar dan motoric
halus.
3. Secara
social dapat menciptakan kesempatan interaksi social bagi individu dengan orang
lain.
4. Secara
ekonomi dapat menciptakan kesempatan berkarya.
5. Secara
kegiatan sehari-hari dapat diatasi dan difasilitasi dengan OM, seperti
berbelanja, perjalanan menuju pasar, menenmukan benda jatuh, dan menyapu
lantai.
g.
Peristilahan
dalam OM
1. Orientasi
adalah proses menggunakan indera-indera yang masih berfungsi untuk menentukan
posisi dalam hubungannya dengan objek-objek penting di lingkungannya.
2. Mobilitas
adalah kemampuan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
3. Trailing
adalah gerakan menggunakan punggung jari untuk menyentuh dengan ringan dalam
mengikuti sebuah permukaan datar seperti dinding, meja, dan almari.
4. Direction taking
adalah tindakan menentukan suatu arah objek atau suara yang memungkinkan
berjalan menurut garis lurus menuju tujuan.
5. Direction takers adalah
benda-benda dengan garis lurus yang permukaannya jika diteruskan akan
memberikan rute perjalanan ke suatu arah atau ke suatu tujuan.
6. Shore line
adalah batas atau tepi kaki jalan/rumput.
7. Landmark adalah
objek, suara, bau, suhu, atau rabaan yang dapat dipakai sebagai petunjuk atau
tanda yang mudah dikenal dan mempunyai tempat yang pasti di lingkungan
tersebut.
8. Clue adlah
rangsangan suara, bau, suhu, atau rabaan yang mempengaruhi indera dan dapat
dipakai untuk menentukan posisi atau arah.
9. Dominant clue adalah
petunjuk yang paling menonjol diantara petunjuk yang lain.
10. Information point
adalah objek yang dikenal yaitu suara, bau, suhu, dan rabaan yang dapat memberi
petunjuk dengan lokasi yang tepat di lingkungan yang sudah diketahui.
11. Busur
atau arc adalah pola gerakan ujung
tongkat di waktu menggunakan teknik sentuhan.
12. Clearing adalah
proses menetapkan keamanan suatu tempat dengan cara menggeserkan ujung tongkat
di atas tanah atau dengan cara menyapu dengan tangan pada suatu tempat.
13. Linning off adalah
mensejajarkan tubuh dengan suatu objek.
14. Search pattern adalah
suatu cara yang sistematis di dalam menetapkan posisi atau menentukan lokasi
suatu objek atau ciri medan.
15. Lintasan
perjalanan adalah rute yang direncanakan dan dilalui menuju suatu tujuan
tertentu.
16. Lokalisasi
suara adalah menentukan suara yang tepat dari sumbernya.
17. Teknik
mengikuti adalah teknik orang buta dalam mengikuti perjalanan orang awas dengan
cara memegang sikunya.
Saturday, June 13, 2015
Hand Hygiene, Sebagai Strategi Pencegahan TORCH
Pada tahun 2010, prevalensi pada wanita usia muda di bangku perguruan tinggi di D.I. Yogyakarta mencapai 61,5% terinfeksi TORCH (Sujono, 2010). TORCH merupakan
salah satu penyebab penyakit infeksi yang transmisinya bisa melalui pernapasan
dan atau sentuhan fisik dengan prevalensi 80% penyakit infeksi melalui sentuhan
fisik. Pencegahan TORCH dapat dilakukan dengan vaksinasi, yaitu proses
memasukkan vaksin (bakteri dan virus yang telah dilemahkan) ke tubuh manusia
dengan tujuan untuk mendapatkan efek kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Namun, selain mendapatkan kekebalan melalui vaksinasi yang paling penting
adalah cuci tangan. Cuci tangan direkomendasikan dilakukan ketika sebelum dan
sesudah melakukan kegiatan, seperti makan, ke kamar kecil, dan kontak dengan
pasien. Cuci tangan dinilai cukup penting karena dapat memotong mata rantai
penyakit infeksi melalui sentuhan, tentunya mencuci tangan yang benar dan
menggunakan sabun dan atau alcohol. Berdasarkan hal tersebut, cuci tangan
dibagi menjadi 2 yaitu HAND WASH dan HAND RUB. Hand Wash merupakan cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan
sabun, sedangkan Hand Rub merupakan
cuci tangan dengan alkohol. Adapun langkah mencuci tangan dengan benar adalah
seperti yang tertera di gambar. Semoga bermanfaat.
Wednesday, June 10, 2015
Monitoring dan Evaluasi Eksternal PKM
![]() |
Tim PKM Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari kiri ke kanan yaitu Yeni Irma, Nana Indri, Adi Suseno, Asep Irpan, dan Rifaldy Fajar. |
Pada akhir tahun 2014,
berdasarkan kesenjangan antara harapan dan realita di lapangan, kami mencoba
untuk merancang solusi dengan kegiatan sosialisasi dan pendampingan yang
dituangkan dalam proposal PKM. Dan pada awal 2015, tepatnya pada tanggal 15
Januari 2015, proposal kami diterima dan didanai oleh dikti dengan jumlah dana
Rp. 8.910.000,00. Pastinya bersyukur dan bangga akan hal tersebut, tetapi PR
kita adalah melakukan realisasi dari proposal kami. Adapun tahapan yang lakukan
yaitu: pra pelaksanaan, pelaksanaan, pasca pelaksanaan, dan keberlanjutan
pelaksanaan.
Adapun kegiatan
dalam tahap pra pelaksanaan yaitu diskusi rutin tim, bimbingan ke dosen pembimbing,
dan perijinan-observasi-kunjungan ke SLB Puspa Melati. Hal tersebut bertujuan
untuk merancang matriks kegiatan PKM, metode pelaksanaan, mencari informasi dan
data terkait kuantitas dan kualitas pendidik dan peserta didik, pelaksanaan KBM
di SLB, koordinasi dan silaturahmi dengan pihak SLB, dan bimbingan untuk
mendapatkan motivasi, saran, dan kritik. Tahap pelaksanaan meliputi
sosialisasi, workshop, dan pendampingan, sosialisasi dan workshop dengan metode
ceramah, diskusi dan praktek yang berlangsung pada hari Minggu, 19 April 2015
dengan jumlah 32 peserta yang terdiri dari guru dan karyawan SLB, serta
perwakilan dari Yayasan Puspa Melati. Adapun materi yang disampaikan pada saat
sosialisasi dan worshop yaitu konsep anak tunagrahita oleh tim PKM (Adi Suseno dan
Yeni Irma), pengembangan bahan ajar oleh Ibu Sukinah, dan implementasi
pengembangan bahan ajar oleh Pak Maungguh Kasmawan dari SLB Negeri 1
Gunungkidul. Dari kegiatan tersebut, guru dituntut untuk mengembangkan bahan
ajar sesuai dengan kemampuannya. Selanjutnya adalah pendampingan dengan revisi
bahan ajar karya guru SLB, konsultasi mengenai bahan ajar, dan pendampingan
implementasi bahan ajar pada saat KBM di kelas. Hasilnya adalah ada 7 guru yang
sudah mengembangkan bahan ajar modul, poster/brodur, dan video yang mengarah ke
materi Activity Daily Living (ADL),
kemudian dicek oleh dosen PLB UNY dan dosen TP UNY terkait dengan materi dan
media yang akan digunakan. Pendampingan sudah dilakukan dengan tiga periode,
hasilnya adalah kemampuan ADL siswa meningkat. Hal tersebut berdasarkan indikator
yang dicapai oleh siswa melalui tes performance
atau unjuk kerja. Sebelumnya skor rata-rata siswa di kelas hanya mencapai 65
dari skala 100 dan setelah guru mengembangkan bahan ajar skor mengalami
peningkatan yaitu menjadi 80 dari skala 100. Oleh karena itu, pengembangan
bahan ajar yang dilakukan oleh guru cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan
ADL siswa.
Tahap pasca
pelaksanaan adalah evaluasi dari kegiatan yang masih berjalan dan testimoni
dari guru SLB mengenai kebermanfaatan program PKM. Dalam video testimony guru
menjelaskan bahwa adanya pelaksanaan program PKM sangat membantu guru-guru
dalam mengembangkan bahan ajar, terutama bagi guru yang mempunyai background pendidikan Non-PLB. Dan untuk
menjaga keberlanjutan guru dalam mengembangkan bahan ajar bagi peserta
didiknya, kami melakukan kerjasama dengan kepala sekolah SLB Puspa Melati
dengan surat keterangan mengenai keberlanjutan program, peran dari kepala
sekolah yaitu menjadi pengawas, pendamping, dan konsultan. Adapun evaluasi dari
tim PKM adalah adanya pemateri dari pengawas Dinas Pendidikan dan adanya
kerjasama untuk program keberlanjutan dari semua pemateri yang bisa mewakili
materi dan media dengan pelaksanaan program keberlanjutan selama 1 tahun ke
depan.
Potensi hasil dari kegiatan PKM adalah produk
bahan ajar yang dikembangkan guru dapat dimodifikasi kembali untuk siswa
berkebutuhan khusus lainnya dengan memperhatikan aspek karakteristik dan kebutuhan
siswa. Selain itu, produk bahan ajar juga dapat dijadikan sebagai penelitian
oleh guru.
Saturday, June 6, 2015
Rumah Inklusif di Kebumen
Sesi foto pasca acara sosialisasi di SD Negeri 1 Kutosari |
Rumah
Inklusif merupakan komunitas yang bergerak dibidang sosial dengan sasaran
difabel dan komunitas ini masih berumur jagung yaitu baru berusia 1 tahun. Dalam
rangka sosialisasi mengenai difabel yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 6
Juni 2015 di SD Negeri 1 Kutosari, Bu Minuk selaku humas dari acara tersebut
telah menghubungi Ibu Sukinah sebagai pemateri, tetapi karena konfirmasi yang
belum pasti, akhirnya Adi Suseno dan Krisna Angel yang masih berstatus mahasiwa
Pendidikan Luar Biasa dan berasal dari daerah Kebumen, dimintai tolong untuk
memaparkan materi Pendidikan Luar Biasa, konsep Cerebral Palsy (CP), dan program dari komunitas Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP), dengan catatan
apabila Ibu Sukinah tidak bisa hadir. Kebetulan Adi dan Angel adalah volunteer WKCP.
Singkat cerita,
akhirnya Ibu Sukinah konfirmasi terkait kehadirannya pada hari Minggu, yang
sebelumnya Adi dan Angel sudah melakukan persiapan presentasi terkait materi
masing-masing yaitu Adi yang mendapat bagian materi Pengantar Pendidikan Luar
Biasa yang mencakup pengertian ABK, prevalensi ABK, klasifikasi dan
karakteristik ABK, layanan dan kebutuhan ABK, penyebab terjadinya ABK, serta
pencegahan dan rehabilitasi. Sedangkan Angel mendapat bagian menjelaskan konsep
Cerebral Palsy agar lebih spesifik,
kemudian sharing mengenai komunitas WKCP oleh Angel dan Adi. Walaupun
materi kami belum sempat disampaikan, kami lebih siap belajar untuk menjadi
pembicara yang professional.
Acara tersebut
diisi ceramah oleh Ibu Sukinah mengenai kesadaran ABK yang mencakup pola asuh,
layanan, kebutuhan, dan sebagainya, yang dilanjutkan dengan tanya-jawab dan sharing pengalaman peserta. Hasil dari
acara tersebut antara lain, kesadaran masyarakat yang masih minim mengenai ABK,
layanan akademik dan non-akademik yang masih terbatas di Kebumen, serta
penegakan diagnosis ABK yang perlu didukung oleh tim Ahli seperti dokter,
psikolog, pendidik, dan sebagainya belum terfasilitasi dengan baik. Hal tersebut
tentunya menjadi PR tersendiri, terutama bagi kami – mahasiswa PLB – dalam mengedukasi
masyarakat secara luar agar meminimalisir kesenjangan antara hak untuk difabel
dengan hak untuk non-difabel.
#salam_inklusif #kebumen #adisuseno #pendidikan_luar_biasa