[Edisi Bali]
Haloo.. saya
kembali, sudah beberapa hari vakum untuk menulis karena ada kegiatan yang harus
diprioritaskan, maaf ya my lovely blog. Saatnya untuk sedikit menceritakan
pengalaman perjalanan saya ke Bali bersama rekan-rekan PLB angkatan 2012, perjalanan
yang biasanya disebut studi pendidikan ini merupakan agenda rutin tahunan yang
dilakukan jurusan PLB, tapi tempat tujuan tersebut bebas, artinya tergantung
kebijakan mahasiswa yang akan menjalaninya. Nah, pada kesempatan kali ini yang
ditujukan bagi angkatan 2012, kami sangat antusias, terutama saya, hehe..
maklum saya lebih suka traveling yang ngga ribet, ekonomis, dan belum pernah ke
luar jawa sebelumnya.
Studi pendidikan
merupakan hal yang jarang bagi saya, terakhir adalah saat saya duduk dibangku
SMP di tahun 2006. Pada kesempatan kali ini, sebelumnya angkatan kami sudah
membuat panitia yang kemudian menawarkan berbagai tempat tujuan, seperti
Lombok, Bali, dan Malang, karena permintaan peminat yang paling banyak adalah
tujuan Bali, akhirnya Bali yang menjadi sasaran tahun ini. Pemilihan memang
dilakukan secara perkelas, dengan asumsi tiap kelas mempunyai satu suara yang
bulat dari akumulasi pemilihan massanya dengan jumlah mahasiswa angkatan 2012
sekitar 151 mahasiswa. Namun, jumlah yang mengikuti perjalanan ke Bali sekitar
100 mahasiswa. Sedangkan harga yang dipatok untuk perjalanan adalah 820 ribu,
cukup mahal bagi kalangan saya, tapi untuk perjalanan dengan teman-teman
seangkatan akan terbayar lebih.
 |
Dewata |
Ada beberapa tujuan
tempat wisata yang menjadi tujuan bagi kami selama di Bali, yaitu Joger (kaos
spesialnya Bali, kalo di jogja ya Dagadu), Krisna (tempat oleh-oleh dan souvenir),
Dewata (tempat oleh-oleh dan souvenir), Cening Ayu (tempat oleh-oleh dan souvenir),
pantai Pandawa, Garuda Wisnu Kencana (GWK), pantai Kuta, Tanjung Benoa dan
teluk penyu, Uluwatu, dan Tanah Lot. Sedikit informasi, kalau mau beli jajan
atau oleh-oleh sebaiknya beli di Krisna, harganya lumayan ekonomis dari Dewata
dan Cening Ayu, terus kalau mau beli souvenir yang cukup lengkap dan ekonomis
lebih baik di Dewata. Kasus yang saya alami adalah saat saya di Dewata yang merupakan
tempat tujuan pertama di Bali, saya hanya membeli oleh-oleh saja dengan asumsi
bahwa masih 4 hari di Bali, jadi harus hemat, saya sudah mencari beberapa
souvenir juga dan hanya mencari tahu info harga-harganya, tapi sedikit menyesal
karena tidak membeli souvenir di Dewata. Nah, sedangkan di Krisna, harga untuk
beberapa oleh-oleh atau makanan lumayan ekonomis dibandingkan dari Dewata. Mungkin
kalo untuk kategori oleh-oleh atau jajan, Krisna merupakan juaranya (dari Dewata dan Cening Ayu J). Tetapi kalau mau beli souvenir, ya Dewata saja, cukup lengkap dan
tidak ada duanya di Krisna dan Cening Ayu. Dan yang terakhir adalah Cening Ayu
yang merupakan tempat oleh-oleh dan souvenir khas Bali, saya tidak bisa
merekomdasikan tempat yang satu ini, karena untuk harga oleh-olehnya cukup
mahal dan variasi souvenirnya juga terbatas. Oh, masih ada satu lagi, yaitu
Joger, tempat produksi kaos yang identic dengan Bali, semacam Dagadu kalau di
Jogja. Harga kaos jogger lumayan menguras kantong, saya hanya membeli kaos
titipan untuk kakak saya sejumlah 3 biji dengan rincian 2 kaos dewasa dan 1 kaos balita dengan total harga 200 ribu,
bahan lumayan bagus dan desain juga, tapi saya memilih untuk berhemat dulu.
 |
Tanah Lot |
Setelah itu, saya share tempat
wisata ya, tempat wisata yang pertama saya kunjungi adalah Tanah Lot, tempat
ini sungguh menawan dengan karang besar yang dipisahkan oleh air laut dari tepi
pantai Bali. Sungguh menawan, saya suka tempat ini, ada beberapa poin plus
untuk tempat ini, yaitu kebersihan, artistic, dan budaya ditengah-tengah
ramainya pengujung dari berbagai negara. Saat saya berada di Tanah Lot,
kebersihan dan ketersediaan tempat sampah cukup diperhatikan, saya jarang
melihat sampah berkeliaran kesana-kemari, terus untuk artistiknya yang membuat
tampak istimewa dan tiada duanya di tempat manapun (pokoke only in Bali), dan
untuk budaya juga berjalan dengan baik, pas saya ke Tanah Lot, di sana sedang
ada upacara dan tetep berlangsung tanpa menghiraukan ramainya Tanah Lot.
 |
Pantai Kuta |
Berlanjut
ke tempat wisata yang kedua yaitu Pantai Kuta, yang katanya tempat yang bagus
untuk menyaksikan sunset, tapi pas saya ke pantai Kuta, cuaca kurang mendukung
dan sebagian besar dari rombongan hanya duduk di tepi pantai kaya orang hilang
atau galau, yap, tanpa ada kegiatan aktif atau produktif hanya duduk menyawang
hal-hal yang kurang bemanfaat J. Menurut saya, tidak ada hal yang special di pantai tersebut,
hampir sama dengan di pantai gunung kidul.
 |
Tanjung Benoa |
Next destination is Tanjung Benoa
dan Teluk Penyu yang merupakan tempat tujuan yang tak terpisahkan, layaknya
adik-kakak J. Di tanjung benoa menyediakan berbagai wisata air seperti speed
boat, banana boat, parasailing, jetski, sea walker, diving, dan lainnya,
sedangkan saya memilih untuk tidak mecoba hal-hal tersebut karena tampak
menguras kantong, sebagian besar dari rombongan kami juga tidak mecoba wahana
tersebut, melainkan hampir semuanya migrasi ke teluk penyu, dengan harga jasa
50 ribu (Pulang-Pergi), kita bisa menyeberangi air laut menuju teluk penyu,
terus biaya masuk ke teluk penyu sekitar 10 ribu, hal yang bisa kita nikmati
adalah berbagai jenis penyu dan beberapa hewan dilindungi.
 |
Bada dhuhur di depan masjid |
 |
Pemandangan dari Uluwatu |
Oke, saatnya pindah
ke tempat tujuan wisata Uluwatu, tempat yang berada didataran tinggi lumayan
bagus untuk kategori pemandangan, karena sangat eksotis, anda bisa melihat
pantai yang indah dari atas tebing dan dihiasi dengan artistic Bali yang unik,
serta banyaknya saudara anda yang berkeliaran di tempat ini kan membawa anda
memasuki dimensi lain layaknya di rumah sendiri J. Eh, yang ini tidak boleh ketinggalan, kompleks Puja Mandala Nusa
Dua yang mejadi icon toleransi antar umat beragama, dimana ada 5 tempat
peribadatan yang megah dan indah di satu kompleks, ada masjid, pura, gereja Kristen,
gereja katolik, dan wihara.
 |
Kano di Pantai Pandawa |
 |
Salah satu patung Pandawa |
Wah, masih ada 2 tempat yang super
bagi saya, yaitu Pantai Pandawa dan GWK. Untuk Pantai Pandawa, anda bisa
menikmati kano dengan harga 20 ribu per orang selama 1 jam, tapi saya tidak
mencoba, hehe.. alasannya sama “mahal”. Sementara rombongan kami menikmati
pemandangan dan wahana air di sekitar pantai, saya dan beberapa teman saya
(Yusia, Nur Cahya, Bayu, Fanisa, Tika, Aviv) memutuskan olahraga dengan jalan
kaki menuju tempat yang membuat special pantai Pandawa tiada duanya, yaitu
patung Pandawa, yang mepresentasikan Nakula, Sadewa, Arjuna, Bima, dan
Yudistira, serta tebing yang dibentuk secara endemic dan serasa di luar negeri.
J
bangga menjadi bagian Indonesia.
 |
Patung Garuda |
Terus tempat wisata yang terakhir adalah GWK, I
love this place, sangat mengagumkan untuk patung yang super wow, anda bisa
melihat, garuda plaza, patung garuda dan patung dewa wisnu, selain itu anda
juga bisa menyaksikan cerita GWK dan tarian khas bali “kecak” di GWK
Amphitheater. Beberapa poin yang perlu diperhatikan adalah mencari informasi
tempat wisata yang akan dikunjungi terlebih dahulu sebagai bentuk persiapan wawasan
ya, hehe J jadi ngga terlalu kosong, agak berisi gitu.
 |
Shunda Horel, room 320. |
Untuk masalah tiket masuk ke semua
tempat tujuan tersebut sudah tercover dari biaya awal yaitu 820 ribu. Oh, iya,
termasuk biaya penginapan selama 2 hari 2 malam di Shunda Hotel, dengan 4
mahasiswa per kamar. Curhat sedikit ya, saya satu kamar bersama Nur Cahya,
Widodo, dan Rahman, kita sering menyalahgunakan telepon kabel yang ada di kamar
untuk mengganggu teman yang ada di kamar lain, seperti membuat keluhan palsu, memberikan
peringatan ke pengguna kamar, dan lain-lain, tetapi sebagian besar menyadari
bahwa itu bukan dari resepsionis, hehe J
.JPG) |
Sambutan dari SLB |
Ada satu yang tidak boleh ketinggalan, yaitu SLB
Negeri 1 Gianyar, satu-satu sekolah yang dikunjungi oleh kami, seharusnya ada 2
sekolah tetapi yang satunya tidak bisa karena ada upacara adat setempat. Ada beberapa
informasi penting terkait dengan SLB ini, yaitu dari segi fasilitas bangunan
cukup bagus, tetapi ruang yang khusus untuk mengembangkan potensi non-akademik
belum tersedia, seperti ruang artikulasi, ruang terapi, ruang musik, ruang
sumber, dari segi kurikulum, menurut guru masih mengikuti keinginan anak pada
saat KBM (kegiatan belajar mengajar), tetapi menurut saya guru harus membuat
RPP buat KBM per hari, agar kemajuan anak bisa pantau melalui proses dan
evaluasi dari guru, memang perlu untuk menyesuaikan keinginan anak, tapi akan
lebih baik jika guru mempunyai panduan mengajar yang bisa menunjukkan progress.
Selain itu, guru-guru SLB di sana juga perlu mendapat wawasan yang lebih
mengenai PLB, hal tersebut berdasar pada saat saya bertanya kepada guru
tunanetra yang background pendidikannya non-PLB mengenai orientasi mobilitas
dan braille, jawabannya belum memuaskan J. Kalau
boleh berpendapat, saya akui bahwa pendidikan untuk SLB di Jogja lebih
diperhatikan mulai dari SDM sampai fasilitas pendukung. Tetapi di Bali juga
bagus, dengan adanya pelatihan keterampilan tari daerah seperti kecak,
siswa-siswa SLB ini piawai melakukannya sekaligus sebagai upaya melestarikan
tarian daerah Bali. Good job J
Cukup sekian yang bisa saya bagi,
semoga bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih, aamiin. Terima kasih J
.JPG) |
Putra Tidur |
 |
[lingkaran] teman-teman Adi |
 |
Narsis di Tanah Lot |
 |
Saudara Anda, serasa kaya di rumah sendiri kan. |
ps. maaf gambarnya dibuat ukuran kecil, jadi pecah-pecah kalo diperbesar..
0 comments:
Post a Comment