Per Ardua Ad Astra

Thursday, February 5, 2015

EDISI BERKUNJUNG KE BALI

[Edisi Bali]

            Haloo.. saya kembali, sudah beberapa hari vakum untuk menulis karena ada kegiatan yang harus diprioritaskan, maaf ya my lovely blog. Saatnya untuk sedikit menceritakan pengalaman perjalanan saya ke Bali bersama rekan-rekan PLB angkatan 2012, perjalanan yang biasanya disebut studi pendidikan ini merupakan agenda rutin tahunan yang dilakukan jurusan PLB, tapi tempat tujuan tersebut bebas, artinya tergantung kebijakan mahasiswa yang akan menjalaninya. Nah, pada kesempatan kali ini yang ditujukan bagi angkatan 2012, kami sangat antusias, terutama saya, hehe.. maklum saya lebih suka traveling yang ngga ribet, ekonomis, dan belum pernah ke luar jawa sebelumnya.
            Studi pendidikan merupakan hal yang jarang bagi saya, terakhir adalah saat saya duduk dibangku SMP di tahun 2006. Pada kesempatan kali ini, sebelumnya angkatan kami sudah membuat panitia yang kemudian menawarkan berbagai tempat tujuan, seperti Lombok, Bali, dan Malang, karena permintaan peminat yang paling banyak adalah tujuan Bali, akhirnya Bali yang menjadi sasaran tahun ini. Pemilihan memang dilakukan secara perkelas, dengan asumsi tiap kelas mempunyai satu suara yang bulat dari akumulasi pemilihan massanya dengan jumlah mahasiswa angkatan 2012 sekitar 151 mahasiswa. Namun, jumlah yang mengikuti perjalanan ke Bali sekitar 100 mahasiswa. Sedangkan harga yang dipatok untuk perjalanan adalah 820 ribu, cukup mahal bagi kalangan saya, tapi untuk perjalanan dengan teman-teman seangkatan akan terbayar lebih.

Dewata
            Ada beberapa tujuan tempat wisata yang menjadi tujuan bagi kami selama di Bali, yaitu Joger (kaos spesialnya Bali, kalo di jogja ya Dagadu), Krisna (tempat oleh-oleh dan souvenir), Dewata (tempat oleh-oleh dan souvenir), Cening Ayu (tempat oleh-oleh dan souvenir), pantai Pandawa, Garuda Wisnu Kencana (GWK), pantai Kuta, Tanjung Benoa dan teluk penyu, Uluwatu, dan Tanah Lot. Sedikit informasi, kalau mau beli jajan atau oleh-oleh sebaiknya beli di Krisna, harganya lumayan ekonomis dari Dewata dan Cening Ayu, terus kalau mau beli souvenir yang cukup lengkap dan ekonomis lebih baik di Dewata. Kasus yang saya alami adalah saat saya di Dewata yang merupakan tempat tujuan pertama di Bali, saya hanya membeli oleh-oleh saja dengan asumsi bahwa masih 4 hari di Bali, jadi harus hemat, saya sudah mencari beberapa souvenir juga dan hanya mencari tahu info harga-harganya, tapi sedikit menyesal karena tidak membeli souvenir di Dewata. Nah, sedangkan di Krisna, harga untuk beberapa oleh-oleh atau makanan lumayan ekonomis dibandingkan dari Dewata. Mungkin kalo untuk kategori oleh-oleh atau jajan, Krisna merupakan juaranya (dari Dewata dan Cening Ayu J). Tetapi kalau mau beli souvenir, ya Dewata saja, cukup lengkap dan tidak ada duanya di Krisna dan Cening Ayu. Dan yang terakhir adalah Cening Ayu yang merupakan tempat oleh-oleh dan souvenir khas Bali, saya tidak bisa merekomdasikan tempat yang satu ini, karena untuk harga oleh-olehnya cukup mahal dan variasi souvenirnya juga terbatas. Oh, masih ada satu lagi, yaitu Joger, tempat produksi kaos yang identic dengan Bali, semacam Dagadu kalau di Jogja. Harga kaos jogger lumayan menguras kantong, saya hanya membeli kaos titipan untuk kakak saya sejumlah 3 biji dengan rincian 2 kaos dewasa  dan 1 kaos balita dengan total harga 200 ribu, bahan lumayan bagus dan desain juga, tapi saya memilih untuk berhemat dulu.

Tanah Lot
Setelah itu, saya share tempat wisata ya, tempat wisata yang pertama saya kunjungi adalah Tanah Lot, tempat ini sungguh menawan dengan karang besar yang dipisahkan oleh air laut dari tepi pantai Bali. Sungguh menawan, saya suka tempat ini, ada beberapa poin plus untuk tempat ini, yaitu kebersihan, artistic, dan budaya ditengah-tengah ramainya pengujung dari berbagai negara. Saat saya berada di Tanah Lot, kebersihan dan ketersediaan tempat sampah cukup diperhatikan, saya jarang melihat sampah berkeliaran kesana-kemari, terus untuk artistiknya yang membuat tampak istimewa dan tiada duanya di tempat manapun (pokoke only in Bali), dan untuk budaya juga berjalan dengan baik, pas saya ke Tanah Lot, di sana sedang ada upacara dan tetep berlangsung tanpa menghiraukan ramainya Tanah Lot.

Pantai Kuta
Berlanjut ke tempat wisata yang kedua yaitu Pantai Kuta, yang katanya tempat yang bagus untuk menyaksikan sunset, tapi pas saya ke pantai Kuta, cuaca kurang mendukung dan sebagian besar dari rombongan hanya duduk di tepi pantai kaya orang hilang atau galau, yap, tanpa ada kegiatan aktif atau produktif hanya duduk menyawang hal-hal yang kurang bemanfaat J. Menurut saya, tidak ada hal yang special di pantai tersebut, hampir sama dengan di pantai gunung kidul.

Tanjung Benoa
Next destination is Tanjung Benoa dan Teluk Penyu yang merupakan tempat tujuan yang tak terpisahkan, layaknya adik-kakak J. Di tanjung benoa menyediakan berbagai wisata air seperti speed boat, banana boat, parasailing, jetski, sea walker, diving, dan lainnya, sedangkan saya memilih untuk tidak mecoba hal-hal tersebut karena tampak menguras kantong, sebagian besar dari rombongan kami juga tidak mecoba wahana tersebut, melainkan hampir semuanya migrasi ke teluk penyu, dengan harga jasa 50 ribu (Pulang-Pergi), kita bisa menyeberangi air laut menuju teluk penyu, terus biaya masuk ke teluk penyu sekitar 10 ribu, hal yang bisa kita nikmati adalah berbagai jenis penyu dan beberapa hewan dilindungi.


Bada dhuhur di depan masjid
Pemandangan dari Uluwatu
Oke, saatnya pindah ke tempat tujuan wisata Uluwatu, tempat yang berada didataran tinggi lumayan bagus untuk kategori pemandangan, karena sangat eksotis, anda bisa melihat pantai yang indah dari atas tebing dan dihiasi dengan artistic Bali yang unik, serta banyaknya saudara anda yang berkeliaran di tempat ini kan membawa anda memasuki dimensi lain layaknya di rumah sendiri J. Eh, yang ini tidak boleh ketinggalan, kompleks Puja Mandala Nusa Dua yang mejadi icon toleransi antar umat beragama, dimana ada 5 tempat peribadatan yang megah dan indah di satu kompleks, ada masjid, pura, gereja Kristen, gereja katolik, dan wihara.

Kano di Pantai Pandawa
Salah satu patung Pandawa
Wah, masih ada 2 tempat yang super bagi saya, yaitu Pantai Pandawa dan GWK. Untuk Pantai Pandawa, anda bisa menikmati kano dengan harga 20 ribu per orang selama 1 jam, tapi saya tidak mencoba, hehe.. alasannya sama “mahal”. Sementara rombongan kami menikmati pemandangan dan wahana air di sekitar pantai, saya dan beberapa teman saya (Yusia, Nur Cahya, Bayu, Fanisa, Tika, Aviv) memutuskan olahraga dengan jalan kaki menuju tempat yang membuat special pantai Pandawa tiada duanya, yaitu patung Pandawa, yang mepresentasikan Nakula, Sadewa, Arjuna, Bima, dan Yudistira, serta tebing yang dibentuk secara endemic dan serasa di luar negeri. J bangga menjadi bagian Indonesia.

Patung Garuda
Terus tempat wisata yang terakhir adalah GWK, I love this place, sangat mengagumkan untuk patung yang super wow, anda bisa melihat, garuda plaza, patung garuda dan patung dewa wisnu, selain itu anda juga bisa menyaksikan cerita GWK dan tarian khas bali “kecak” di GWK Amphitheater. Beberapa poin yang perlu diperhatikan adalah mencari informasi tempat wisata yang akan dikunjungi terlebih dahulu sebagai bentuk persiapan wawasan ya, hehe J jadi ngga terlalu kosong, agak berisi gitu.


Shunda Horel, room 320.
Untuk masalah tiket masuk ke semua tempat tujuan tersebut sudah tercover dari biaya awal yaitu 820 ribu. Oh, iya, termasuk biaya penginapan selama 2 hari 2 malam di Shunda Hotel, dengan 4 mahasiswa per kamar. Curhat sedikit ya, saya satu kamar bersama Nur Cahya, Widodo, dan Rahman, kita sering menyalahgunakan telepon kabel yang ada di kamar untuk mengganggu teman yang ada di kamar lain, seperti membuat keluhan palsu, memberikan peringatan ke pengguna kamar, dan lain-lain, tetapi sebagian besar menyadari bahwa itu bukan dari resepsionis, hehe J


Sambutan dari SLB
Ada satu yang tidak boleh ketinggalan, yaitu SLB Negeri 1 Gianyar, satu-satu sekolah yang dikunjungi oleh kami, seharusnya ada 2 sekolah tetapi yang satunya tidak bisa karena ada upacara adat setempat. Ada beberapa informasi penting terkait dengan SLB ini, yaitu dari segi fasilitas bangunan cukup bagus, tetapi ruang yang khusus untuk mengembangkan potensi non-akademik belum tersedia, seperti ruang artikulasi, ruang terapi, ruang musik, ruang sumber, dari segi kurikulum, menurut guru masih mengikuti keinginan anak pada saat KBM (kegiatan belajar mengajar), tetapi menurut saya guru harus membuat RPP buat KBM per hari, agar kemajuan anak bisa pantau melalui proses dan evaluasi dari guru, memang perlu untuk menyesuaikan keinginan anak, tapi akan lebih baik jika guru mempunyai panduan mengajar yang bisa menunjukkan progress. Selain itu, guru-guru SLB di sana juga perlu mendapat wawasan yang lebih mengenai PLB, hal tersebut berdasar pada saat saya bertanya kepada guru tunanetra yang background pendidikannya non-PLB mengenai orientasi mobilitas dan braille, jawabannya belum memuaskan J. Kalau boleh berpendapat, saya akui bahwa pendidikan untuk SLB di Jogja lebih diperhatikan mulai dari SDM sampai fasilitas pendukung. Tetapi di Bali juga bagus, dengan adanya pelatihan keterampilan tari daerah seperti kecak, siswa-siswa SLB ini piawai melakukannya sekaligus sebagai upaya melestarikan tarian daerah Bali. Good job J

Cukup sekian yang bisa saya bagi, semoga bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih, aamiin. Terima kasih J


Putra Tidur

[lingkaran] teman-teman Adi
Narsis di Tanah Lot


Saudara Anda, serasa kaya di rumah sendiri kan.
ps. maaf gambarnya dibuat ukuran kecil, jadi pecah-pecah kalo diperbesar..

0 comments:

Post a Comment