BEM
FIP 2014 merupakan salah satu organisasi yang pernah saya ikuti dan sudah
menjadi bagian dari hidup saya, dimana saya menempatkan mereka sebagai keluarga
kedua setelah teman kelas di area FIP. BEM FIP 2014 dengan kabinet inspirasi ini sebenarnya sudah demisioner sekitar 1 bulan yang lalu, tetapi
karena tali silaturahmni yang dijaga sampai saat ini, kami pun mengagendakan
kegiatan bersama yaitu “Gathering BEM FIP 2014”, yang dilaksanakan pada tanggal
6 dan 7 Februari 2015 dan bertempat di pantai daerah Gunungkidul. Gunungkidul
terkenal dengan potensi pantai yang tersebar di sepanjang bibir darat bagian
selatan, dan dengan keadaan geografis yang berbukit-bukit dan tersusun dari
sebagian besar karang dan cadas, pantai-pantai ini mempunyai medan eksekusi
yang tidak mudah, artinya kita harus mempunyai usaha ekstra untuk dapat
menikmati pemandangan pantai yang jarang terjamah oleh manusia. Berdasarkan hal
tersebut, kami mencari berbagai informasi melalui berbagai sumber terkait pantai
yang jarang dikunjungi oleh manusia, akhirnya kami mendapatkan informasi pantai
yang direkomendasikan “cobalah” oleh beberapa teman kami.
Pantai Jungwok |
Pantai
yang akan menjadi tujuan kami adalah pantai Jungwok, merupakan pantai yang
berlokasi di sebelah timur pantai Wediombo dengan akses jalan yang masih
sederhana dan ekstrem yang berjarak 1,5 kilometer dari jalan tempat parkir pantai
Wediombo. Kasus yang kami hadapi adalah kedatangan rombongan kami di pantai
Wediombo sekitar pukul 7 malam, sehingga kondisinya tidak memungkinkan untuk
berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer tanpa ada fasilitas penerangan atau jalan
mulus, kami pun memutuskan untuk membawa kendaraan kami ke parkir pantai Jungwok.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengakses jalur ini, yaitu
hati-hati, sebagian jalan kaki, siapkan kendaraan, driver yang handal, dan
berdoa. Hati-hati, kita harus berhati-hati saat melewati medan tersebut,
keadaan geografis yang berbukit membuat medan sangat ekstrem seperti jalan yang
menurun tajam, tebing di sekitar jalan, dan jalan yang tidak rata. Sebagian berjalan
kaki, pengguna kendaraan roda dua yang berboncengan disarankan untuk menurunkan
boncengannya, karena medan yang ekstrem akan melipatgandakan beban yang
ditanggung oleh si pengemudi. Siapkan kendaraan, cek kendaraan yang akan
dipakai untuk melewati medan tersebut guna mengantisipasi hal-halyang tidak
diinginkan, seperti rem, rem sangat penting untuk mendukung berhentinya
kendaraan saat menuruni jalan yang tajam. Driver yang handal, pengguna
kendaraan sebaiknya dipilih yang sering mobile(melakukan aktivitas kesana-kemari),
seperti yang kami alami, salah satu rekan kami mengalami masalah di tangan (keseleo
atau terkilir) saat melewati medan tersebut. Berdoa, merupakan ritual yang
wajib dilakukan sebelum, saat, dan sesudah kegiatan berlangsung, hal ini akan memberikan
sugesti positif untuk melakukan kebiasaan yang baik dimanapun berada. Semoga bermanfaat
untuk perjalanan Anda J
Pantai Isolate, merupakan tempat tujuan utama kami. |
Kegiatan
yang kami lakukan saat di pantai adalah mendirikan tenda, bakar jagung, bakar
ayam, makan malam, cerita/sharing, api unggun, ngopi, dan tidur. Keesokan harinya
adalah bersih-bersih ke tempat sekitar tenda, bongkar tenda, makan pagi, dan
menitipkan barang: tas, tenda, dan lain-lain di parkiran, setelah itu ke tujuan
utama kami, yaitu pantai “Isolate” (maaf, saya lupa nama pantainya), pantai
Isolate merupakan pantai yang menjadi tujuan utama kami dengan akses jalan liku-liku
yang melewati bukit, ladang, persawahan, kebun, semak-belukar, karang-karang, peternakan,
dan alas (jawa), yang memakan sekitar 30-45 menit dari tempat parkir pantai
Jungwok. Hal tersebut akan menguras energy yang tidak sedikit, maka harus ada
persiapan yang baik. Tapi jangan kuatir, hal tersebut akan terbayar oleh
pemandangan alam secara alami, tidak ada bangunan atau apapun, sangat indah
dengan gerbang tebing yang megah membatasi ombak yang masuk ke bibir pantai.
Anda penasaran? “Cobalah”!
Camping di Pantai Jungwok |
0 comments:
Post a Comment