Sabtu, 27 Desember 2014, kami yang terdiri dari Dewi,
Ana, Rahman, Widodo, dan Aku, sudah merencanakan jauh hari sebelum keberangkatan
untuk bersilaturahmi ke kediaman Dewi sekaligus kediaman Rahman yang kebetulan
1 kota, Purbalingga. Kami memang merencanakan sudah sekitar 1 bulan terakhir dengan
menentukan tanggal yang fluktuatif, mulai tanggal 25, kita sudah oke, eh,
ternyata ada agenda di WKCP yang menyakutpautkan Dewi, Widodo, dan Aku harus
terbang ke sana, kemudian tanggal 26, eh abstain karena tanggal 27 pas ada acara
kampus dari yang mengait Widodo di Musyang Reality dan aku di launching buku
yang akhirnya ditangguh. Akhirnya isbat agenda jadi berangkat ke Purbalingga
tanggal 27 desember 2014 setelah (bada) dhuhur, tempat transit dan keberangkatan
dari kampus mandala, kenapa di Kampus Mandala? Hehe.. satu-satunya yang ada
acara cuma Widodo dengan musyangnya yang bertengger di Kampus Mandala.
Tanpa ada buram disengaja tapi realita, Aku tidak bisa
membersamai mereka karena sedang terkapar layaknya ikan yang dijaring nelayan,
kurang oksigen, begitu menyiksa, dan hanya pasrah. Hanya jarring yang menjadi tempat
terakhir dan terindah bagi ikan tersebut untuk mengantarnya ke surga, tapi saya
tidak, saya hanya butuh istirahat untuk mengumpulkan senyawa yin dan yang
meredup secara radikal. Hakikatnya, mereka mau tak mau melangsungkan
perjalanan. Kehilangan satu momen lagi bagi aku tentunya. "Bukan ironis, bukan skeptis,
dan bukan apatis, apalagi anarkis, no… hanya sedikit melankolis."
Oh my!!! aku suka dengan goresan yang menghias pasir
pantai tersebut, terima kasih kawan, setidaknya terbesit harapan nyata akan
mengurangi rasa lelah untuk hari ini dan esok, tanpa banyak harapan palsu, saya
akan memberikan salam balik dari suatu tempat yang berbeda dari itu. Kapan? Biar
waktu yang menjawab, tapi saya menjawab “secepat saya berdiri, saya akan segera
berdiri; secepat saya berjalan, saya akan segera berjalan; bahkan secepat saya
bisa berlari, saya akan segera berlari, ini bukan hanya masalah kecepatan
melainkan keikhlasan”.
0 comments:
Post a Comment